Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Proyek Waduk PDAM Tanjunguban Disinyalir Tak Kantongi AMDAL
Oleh : Harjo
Senin | 14-03-2016 | 20:04 WIB
20160313_133319.jpg Honda-Batam
Salah satu kolam milik warga yang tercemar akibat pembuangan limbah air, dari waduk PDAM Tanjunguban (Foto : Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Manajemen PDAM Tanjunguban mengaku telah menegur kontraktor pelaksana pembangunan dan pengembangan Waduk PDAM Tanjunguban karena telah membuang limbah lumpur berbau busuk, melintasi pemukiman warga. Menariknya, manajemen berdalih, tidak mengetahui proses pembuatan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) proyek tersebut.

Kasi Pengawas Produksi PDAM Tanjunguban, Zulkifli, menyampaikan, pihaknya telah menegur langsung kontraktor, agar selama pengerjaan proyek pembangunan di waduk tersebut tidak membuang limbahnya melalui pemukiman masyarakat.


"Kita sudah sampaikan kepada kontraktor, agar tidak membuang limbah selama pekerjaan berlangsung. Untuk warga yang terkena dampak limbah hingga sudah ada yang terkena penyakit kulit berupa gatal-gatal. Diupayakan diberikan konpensasi, terutama selama sumber air tidak bisa dimanfaatkan," ujarnya kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Senin (14/3/2016).

Hanya saja Zulkifli berdalih dan mengaku tidak mengetahui proses pembuatan AMDAL proyek pembangunan Waduk PDAM Tanjunguban itu. Alasannya, pekerjaan bernilai Rp8 miliar tersebut merupakan proyek pemerintah yang bersumber dari dana APBN.

Sementara itu Almer, yang merupakan salah satu konsultan pengawas dari proyek waduk PDAM Tanjunguban yang dikerjakan oleh PT Indo Untung Perkasa (IUP), hingga berita ini diterbitkan, belum memberikan jawaban secara resmi.

Diberitakan sebelumnya, kejadian itu bermula sejak tiga hari lalu, saat kontraktor mulai mengerjakan perluasan waduk. Limbah air buangan yang bersumber dari waduk, melintasi pemukiman warga RT 01/ RW 01, Desa Lancangkuning. Sehingga air yang bercampur lumpur dan berbau busuk itu meresab dan mencemari sumur warga sekitar.

Sukarni (50), Ibu Rumah Tangga di kampung tersebut, kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Senin (14/3/2016) menyampaikan, selama ini sumur warga berwarna bening dan jernih. Namun sejak pembuangan air limbah waduk PDAM, sumur warga menjadi berwarna kekuningan dan berbau lumpur.

"Celakanya  air limbah yang melintasi pemukiman, meresap  ke puluhan  sumur warga. Selain berwarna kekuningan juga menimbulkan bau busuk. Bahkan sudah beberapa warga yang terserang penyakit kulit, karena memanfaatkan air tersebut," ujar Sukarni. Baca: Limbah Lumpur Berbau Busuk, Cemari Sumber Air Warga Lancangkuning

Menurut Sukarni, untuk mencari sumber air bersih lainnya, tempatnya sangat jauh dari pemukiman. Sehingga warga nekat memanfaatkan air yang tercemar tadi untuk mandi dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Akibatnya beberapa warga mengalami gatal- gatal di sekujur tubuhnya. Bahkan, kolam ikan milik masyarakat, juga sebagian besar mati mendadak.

"Kemarin karena tidak ada air bersih, maka mau tidak mau air yang keruh kita manfaatkan. Akibatnya badan kami gatal-gatal," ujar Sukarni yang sejak 8 tahun lalu mengalami lumpuh, paska kecelakaan yang langsung diamini oleh sejumlah warga lainnya.

Sementara itu, Suwarsono, Kaur Pemerintahan Desa Lancangkuning, Kecamatan Bintan Utaram menyampaikan,  pihak Desa sudah menyampaikan permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Walaupun pihak kontraktor dan konsultan  sudah turun kelapangan, namun mereka belum menemukan solusi agar warga tidak terganggu atau mendapatkan imbas dari pekerjaan tersebut.

"Kita sudah ketemu langsung dengan pihak kontraktor dan konsultannya. Namun sampai saat ini, belum ada solusinya. Pihak Desa berharap, pihak kontraktor dan konsultan juga lebih peduli dengan lingkungan sekitar," katanya.

Santoso, pengawas alat berat PT Indo Untung Perkasa yang mengerjakan proyek waduk tersebut secara terpisah mengakui adanya pencemaran terhadap pemukiman warga akibat aktifitas pekerjaan proyek tersebut.

Menurutnya, pihak perusahaan sedang mengusahakan agar pencemaran tersebut segera bisa ditanggulangi dan air kembali bisa dimanfaatkan warga.

"Saat ini kita sedang menanggulangi agar pencemaran tersebut bisa ditanggulangi. Mudah-mudahan dalam dua hari kedepan, sumber air warga tidak lagi tercemar dan bisa dimanfaatkan kembali," ujarnya.

Editor: Udin