Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Dua Desain Pengembangan Batam Ala Pemerintah Pusat
Oleh : Roni Ginting
Senin | 14-03-2016 | 11:44 WIB
sosialisasi-batam-darmin.jpg Honda-Batam
Menteri Koordinator Perekonomian RI, Darmin Nasution memberikan pemaparan dalam sosialisasi pengembangan Pulau Batam di Hotel Swissbell Harbou Bay. (Foto: Roni Ginting)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dewan Kawasan Nasional yang diketuai Menteri Koordinator Perekonomian RI, Darmin Nasution, melakukan sosialisasi pengembangan kawasan Batam ke unsur pemerintahan di Grand Ballroom Swissbell Harbour Bay, Batam, Senin (14/3/2016).


Darmin Nasution saat pembukaan kegiatan sosialisasi dalam sambutannya mengatakan, bahwa Pemerintah Pusat ingin penyelesaian yang tuntas soal Batam. Pasalnya Kota Batam telah tertinggal dari kawasan-kawasan lain di dunia.

"Batam betul-betul diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian. Untuk Batam yang kita hadapi bukan hanya penurunan kinerja, tetapi juga tumpang tindih kewenangan. Semakin banyak keluhan dari dunia usaha, kalau sesuatu tidak menjanjikan lagi, kita harus melakukan perubahan," ujar Darmin.

Ia melanjutkan, kemana akan didorong kawasan Batam ini, yang pasti pemerintah tidak akan melakukan hal-hal yang menyengsarakan warga. "Secara garis besar arahnya diputuskan dalam sidang kabinet terbatas. Batam akan mengarah ke kawasan yang merupakan tempat investasi dan ada yang merupakan permukiman," terang Darmin.

Akan tetapi yang jadi persoalan karena di permukiman juga ada kawasan investasi sehingga harus bijak dalam mengambil keputusan. Di daerah permukiman tidak akan mengubah dan mengurangi fasilitas yang sudah ada, baik fasilitas kepada investasi maupun kepada penduduk.

"Tapi kita ingin menciptakan kawasan lainnya di Batam yang bukan pemukiman menjadi Kawasan Ekonomi Khusus," ungkapnya.

Adapun pertimbangan mengambil langkah tersebut, karena kawasan perdagangan bebas sudah ditinggalkan semua negara, hanya Batam yang masih menjalankan sehingga kalah dengan kawasan lain di negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Vietnam. Bahkan hampir kalah dengan kawasan di Myanmar.

"Desainnya kalau secara sederhana, ada kawasan FTZ ada kawasan Ekokomi Khusus di Batam," tuturnya.

Editor: Dodo