Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Gelper, 'Sekolah Judi' di Batam
Oleh : Redaksi
Rabu | 02-03-2016 | 08:00 WIB
IMG_20160229_204814.jpg Honda-Batam
Seorang anak sedang tekun menyimak di "sekolah judi" Gelper E-Zone. (Foto: Batamtoday.com)

PEMERINTAH Kota Batam, berhasil membangun "sekolah judi", namanya Gelper! Atas izinnya, 200 titik gelanggang permainan elektronik alias Gelper beroperasi di seantero Kota Batam. Tak hanya berjudi, di Gelper itu, anak-anak juga bisa "sekolah" menjadi penjudi tangguh. Hebat! Bagaimana serunya belajar judi itu? Berikut lanjutan investigasi wartawan BATAMTODAY.COM mengenai "sekolah judi" di Batam tersebut. 

Ruangan "sekolah judi" Gelper di Kompleks Pertokoan Mitra Mall Batuaji Batam itu, sangat nyaman dan representatif. Di lantai II gedung itu berdiri "sekolah judi" bernama Gelper E-Zone. "Cover job" bisnis ini adalah gelanggang permainan yang menyenangkan bagi anak-anak. Menyajikan aneka permainan berbasis elektronik. 

Ternyata, yang bermain bukan anak-anak, tapi orang-orang dewasa. Sedangkan anak-anak hanya jadi penonton sambil "belajar" bagaimana menjadi penjudi handal. Untuk sekadar belajar dan menonton, semuanya gratis. Sungguh menyenangkan bermain di "sekolah judi" bernama Gelper itu. 

Untuk menguatkan kesan "cover job"-nya, Gelper E-Zone mendisain display "sekolah"-nya dengan memajang beberapa jenis permainan anak. Seperti mesin dance, permainan mengambil boneka, permainan lempar bola basket, mobil-mobilan, memasukan bola ke dalam lubang yang diberi angka, serta beberapa permainan menyenangkan lainnya.


Tapi, begitu 10 langkah kaki masuk ke bagian dalam arena, yang tampak adalah wajah-wajah orang dewasa yang sedang asyik memainkan tombol-tombol di atas meja ukuran sekitar 1,5 kali 2,5 meter. Permainan di meja itu biasanya disebut "Fish Hunter". Permainan ini bisa dimainkan 8 hingga 10 orang pemain. Di dalam ruangan yang berukuran sekitar 3 pintu ruko itu, terdapat 5 unit mesin jenis Fish Hunter, 1 unit mesin Doraemon dan beberapa jenis mesin judi ketangkasan lainnya. 

Seorang karyawan E-Zone, sebut saja La menjawab BATAMTODAY.COM mengungkapkan, kebanyakan pengunjung cenderung memilih permainan Fish Hunter ketimbang game lainnya. Selain menantang, permainan ini menjanjikan perolehan poin yang cukup menakjubkan. 

Bayangkan saja dengan hanya bermodalkan Rp100 ribu saja, bisa mendapatkan beberapa slop rokok Sampoerna Mild. Rokok di "sekolah judi" ini berfungsi sebagai alat tukar, nilar kurs-nya Rp150 ribu. Sistem permainan ini menggunakan koin, di mana setiap koin yang dibandrol dengan seharga seribu rupiah dan setiap satu koin nilai poinnya 100.

"Kalau pandai main dan beruntung, jelas dapat banyak. Itu kalau pandai. Kalau tidak, ruginya juga lumayan," ujar La kepada BATAMTODAY.COM, Senin (29/2/2016) malam. 

Dipaparkan La, seorang pemain dalam sekali membeli koin paling minim seharga Rp200 ribu. Untuk harga segitu, pemain mendapatkan 20 ribu poin. Dalam permainan ke depan, poin tersebut bisa berkurang jika kalah, begitu juga sebaliknya. Sehingga pemain dituntut selalu menang dengan menembak mati ikan maupun binatang lainya di gelanggang, agar menambah saldo poin. 

Itu baru satu permainan dewasa yang berkedok anak-anak. Lalu, di mana unsur yang memenuhi pasal 303 KUHP tentang perjudiannya? 

Begini, ketika seorang pemain merasa poin yang diperolehnya sudah cukup banyak, dia langsung memanggil wasit atau pun office boy dan melakukan penukaran dengan hadiah. Hadiahnya bisa berbentuk rokok maupun dalam bentuk uang yang sudah disiapkan oleh pekerja yang selalu berseliwaran di sekitar arena permainan. 

Untuk menukar rokok, pemain harus mengumpulkan sebanyak 51 ribu poin untuk 3 slop rokok. Bisa juga menukar hanya satu slop rokok saja, asalkan poin pemain sebanyak 18 ribu. Nilai kurs tiga slop rokok tadi adalah sebesar Rp 450 ribu. Begitulah, cukup sederhana. Unsur spekulasi dipadu dengan "kamuflase" hadiah, sehingga dianggap bisa lolos dari jerat pasal 303 KUHP. 

"Kalau mau rokok bisa, nanti bisa dijual sendiri. Tapi kalau mau uang cash, ada caranya sendiri," ungkap La lagi. 

Untuk modus penukaran bisa bermacam-macam.  Tergantung kesepakatan antara pemain dan pihak E-Zone. Pola biasa yang ditempuh adalah melakukan transaksi penukaran point di luar arena gelper berkedok judi tersebut. 

"Bisa dilakukan di luar situ (ruangan kosong depan pintu masuk, red), di parkiran, pokoknya di luar area ini. Biar gak kena CCTv ataupun ketangkap polisi," terang La sambil menunjukan beberapa slop rokok yang disimpan di dalm tas ranselnya. 

Selain selalu membawa tas berisikan belasan slop rokok, La juga membawa sejumlah uang tunai pecahan Rp100 ribu. Ketika ditunjukan, tampak lembaran merah itu terselip di depan kantong celananya dan diperkirakan senilai Rp10 juta. Uang tersebutlah diberikan kepada player yang hendak menukarkan poin. 

"Tugas saya kasih hadiah ke pemain. Kalau uang kadang dikasih Rp10 juta, Rp5 juta, kalau sudah habis baru ambil lagi," tuturnya. 

Diakuinya, tidak mudah bekerja sebagai orang kepercayaan "sekolah judi" yang selalu membawa uang resmi Republik Indonesia dan "uang di sekolah judi" itu. Pasalanya, bila suatu saat ada penggerebekan atau pun ketahuan melakukan transaksi penukaran, ia bisa langsung diciduk aparat. 

Untungya, La sudah menjalani pelatihan singkat "tipu-tipu" agar lolos dari jerat hukum dan lolos dari penangkapan polisi. Siapa pelatihnya? Ya oknum penegak hukum itu sendiri. 


"Kalau ditangkap bilang saja, ini barang saya, di kasir juga ada rokok kok. Kalau uang juga punya saya, memang tak boleh bawa uang sama rokok," ucapnya mencontohkan salah satu jurus alibi yang pelajarinya dari pelatihan singkatnya. 

Lantas kemudian, bagaimana bisnis perjudian berkedok Gelper itu tetap eksis meski kerap digerebek polisi? Ternyata, karena pendapatan yang diterima per hari memang menggiurkan. Sehingga, bisnis "sekolah judi" ini pun bisa tetap eksis. Bayangkan saja, dalam satu hari uang yang masuk E-Zone sekitar Rp80 juta hingga Rp100 juta rupiah. Kalau sepi, pendapatan yang masuk kekantong bos besar diperkirakan Rp50 juga sampai Rp60 juta. 

"Rp50 juta sehari? Lebihlah itu, sepinya saja segitu apalagi ramai. Bisa sampai Rp100 juta," tegas La. 

Sementara itu, rekan La menuturkan, dari omset yang didapat itu, selain untuk biaya operasional tempat dan lain-lain, sebagian kecil juga "disumbangkan" kepada aparat yang menjaga di balik layar. Sebab selama ini, Gelper E-Zone tetap bisa eksis karena dibeking oleh aparatur.

"Kalau tak dibekeingi...(menyebut satuan bersenjata yang dibiayai negara) tak mungkin ini buka lagi. Kita juga tak berani kerja di sini. Mampuslah kita. Rp4,5 juta gaji kita tak dapat lagi," ungkapnya. 

Benar saja, saat BATAMTODAY.COM menyambangi "sekolah judi" E-Zone itu, 5 meja Fish Hunter, satu meja yang berada di tengah terlihat lebih ramai. Beberapa pemain asyik menggoyangkan tombol arah dan memencet salah satu tombol yang tertulis dalam aksara China. 

Diantara 7 pemain ini, salah seorang pemain berusia sekitar 50 tahun sedang hoki mendapat 1.302.000 poin. Sang pemain tua itu yang saat itu paling banyak mendapatkan poin diantara player lain. 

"Bapak itu dari tadi pagi main di sini. Sudah habiskan Rp6 juta lebih kalau tak salah, tapi kalah terus. Kalau poin segitu baru dapat sekitar 9 ratus ribu atau 6 slop rokok," terang sumber BATATODAY.COM tadi. 

Tak lebih 10 menit, angka yang tertera di depan pria berkacamata itu ludes. Hanya dalam waktu sekejap, poin yang tertera tinggal 408.500, dan selang beberapa menit kemudian tinggal 100 poin. Terlihat raut kekecewaan tergambar jelas di wajahnya. Namun ia tak berhenti sampai, dicabutnya lagi uang dari balik saku celana. 

"Main benda ini memang ketagihan. Itu belum seberapa, saya pernah kalah Rp8 juta dalam satu hari. Kalau menang paling tinggi Rp1 juta. Tapi kalau sudah main, kalah itu sudah tak dipikirkan lagi," jelas sumber itu lagi. 

Sekitar pukul 21.00 WIB, "sekolah judi" itu pun berangsur sepi. Beberapa pengunjung mulai meninggalkan arena dengan teratur. Satu jam ke depan, arena perjudian ini pun tutup. Dan besok, kegiatan "belajar judi" dimulai lagi. Demikian, asiknya "belajar judi" di E-Zone. Masih ada ratusan "sekolah judi" lain di Batam. Ayooo...pilih 'sekolah judi' yang mana?

Editor: Dardani