Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tradisi Lampu Colok Mulai Muncul di Karimun
Oleh : Alrion/Dodo
Jum'at | 12-08-2011 | 17:26 WIB
lampu_colok_22.jpg Honda-Batam

Salah satu lampu colok yang sangat indah jika dihidupkan. (Foto: Alrion)

KARIMUN, batamtoday - Pengerjaan pembuatan lampu colok di Karimun sudah mulai dilakukan sebagai salah satu tradisi Melayu yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya, terutama di bulan Ramadhan.

Buyung (32) salah satu kordinator pembuatan lampu colok di Sei Raya Meral, Karimun kepada batamtoday menjelaskan saat ini mereka sudah mulai memasang tiang lampu colok. Proses pembuatan lampu colok dilakukan secara bersama-sama oleh pemuda setempat hingga festival lampu colok usai.

Mahalnya minyak tanah yang menjadi bahan bakar lampu colok di Karimun, membuat lampu colok hanya dihidupkan satu minggu menjelang Idul Fitri.

"Itupun terkadang tidak sampai Lebaran sudah mati karena kekurangan minyak tanah. Selain itu antusias warga atau pengusaha untuk menyumbang sudah mulai kurang," kata Buyung pada Jumat, 12 Agustus 2011.

Buyung mengatakan dana pembuatan lampu colok berasal dari kas pemuda yang didapat saat menjuarai festival lampu colok pada tahun lalu.

"Tahun lalu kami juara III se-Kabupaten Karimun," terang Buyung lagi.

Kata Buyung, untuk membuat satu lampu colok dibutuhkan biaya yang besar, tergantung pada desain lampu colok yang diinginkan dan untuk desain tahun ini dibutuhkan dana pembuatan sebesar Rp6 juta.

Buyung menyebutkan pembuatan lampu colok ini dilakukan semata-mata untuk melestarikan budaya Melayu saat bulan Ramadhan, bukan mencari hadiah dari festival yang digelar Pemkab Karimun.

"Tanpa ada festivalpun, kami tetap akan membuat lampu colok," kata Buyung mengakhiri.