Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Suplemen Testosteron Tak Banyak Bantu Tingkatkan Gairah Seks Pria
Oleh : Redaksi
Minggu | 28-02-2016 | 10:41 WIB
suplemen testosteron.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Mengkonsumsi suplemen testosterone diklaim dapat membantu pria pada usia tertentu mempertahankan kekuatan dan gairah seksualnya layaknya waktu mereka muda dahulu. Namun penelitian terbaru menunjukan suplemen testosteron ini tidak terlalu bermanfaat mengatasi masalah kaum pria tersebut.

Kadar testosteron pada pria cenderung menurun seiring dengan bertambahnya usia,  sehingga umum diyakini meningkatkan kadar hormon tersebut dengan mengkonsumsi suplemen testosteron dapat memperbaiki gejala penurunan itu.
 
Banyak situs dan blog di internet yang mendorong tindakan ini, denggan menggunakan kata-kata kunci seperti  'low T', 'andropause' dan 'menopause pria/male menopause', meskipun hal ini bukan benar-benar terkait dengan kondisi medis.
 
Tapi serangkaian penelitian terbaru telah berhasil menghadirkan titik terang mengenai manfaat dari suplemen testosteron pada pria yang sudah berumur.
 
Dan jawabannya suplemen itu ternyata tidak terlalu banyak manfaatnya, setidaknya terkait dengan fungsi seksual, fungsi fisik serta vitalitas (merasa bergairah dan bertenaga).
 
Sebuah laporan yang menggambarkan dampak dari upaya meningkatkan kadar hormon testosteron pada 3 macam fungsi ini telah diterbitkan dia  New England Journal of Medicine.
 
Inti dari laporan itu menyebutkan jika Anda telah berusia paruh baya dan merasa sedikit berkurang dorongan hasrat seksualnyaa, lupakan suplemen testosteron, menurut Professor David Handelsman, dari Universitas Sydney dan Concord Hospital, yang mempelajari dampak testosteron selama puluhan tahun tapi tidak terlibat dalam percobaan ini.
 
"Saya kira kesimpulan dari mayoritas temuan tersebut adalah manfaat dari suplemen testosteron ini cukup membingungkan," katanya.
 
Kajian ini didasarkan pada  790 orang pria berusia diatas 65 tahun yang memiliki kadar testosteron rendah karena alasan yang tidak bisa diketahui selain karena usia mereka. Tapi diantara responden pria ini ada juga yang memiliki kondisi seperti obesitas yang juga diketahui dapat berkontribusi pada rendahnya kadar testosteron.
 
Mereka diberikan gel berisi testosterone untuk dioleskan dikulit mereka selama satu tahun.
 
Setelah diteliti ternyata sebagian dari pria-pria itu mengaku kegiatan seksual mereka dan gangguan ereksi mereka juga membaik, meski efeknya tidak sedahsyat obat seperti Viagra.
 
Jika sebelumnya pria-pria itu mengaku hanya mampu bercinta  2-3 kali selama satu bulan, maka setelah kulitnya diolesi gel testosteron frekuensi bercinta mereka meningkat menjadi 3-4 kali dalam sebulan, kata Profesor Handelsman. Tetapi perubahan ini kembali berkurang sekitar sembilan bulan kemudian.
 
Responden pria ini juga mengaku suasana hati dan depresi mereka berkurang, namun vitalitas mereka secara keseluruhan tidak menjadi lebih baik dengan menggunakan terapi testosteron ini dibandingkan  laki-laki yang diberi plasebo atau obat aktif.
 
Kajian ini juga tidak mendapati pengaruh apapun pada fungsi fisik yang diukur dengan berjalan kaki.
 
Temuan dalam penelitian ini mendukung gagasan dibalik aturan baru yang diperkenalkan tahun 2015, yang mempersulit dokter umum untuk meresepkan suplemen testosteron bagi mereka yang tidak memiliki gangguan dalam sistem reproduksi mereka.
 
Menurut Profesor Handelsman, suplemen testosterone hanya penting bagi laki-laki yang memiliki gangguan sistem reproduksi, dan kasusnya sangat kecil dibandingkan total populasi di Australia.
 
"JIka Anda berusia paruh baya atau lebih tua, ada bukti obkektif yang menunjukan kalau mengkonsumsi suplemen testosteron hanya akan berhasil meningkatkan fungsi seksual Anda saja dan fungsinya tidak lebih seperti tonik umum untuk mengatasi kelelahan dan penuaan,"
 
Sementara itu Profesor Handelsman juga menyatakan menopause pada pria itu hanya mitos. Sudah umum diketahui kadar testosteron pria memang akan menurun seiring dengan bertambahnya usia pada pria yang memiliki kesehatan yang sangat baik sekalipun.  Namun, penurunan ini juga bisa terjadi pada pria yang habis menjalani operasi atau gangguan kesehatan jangka panjang.
 
Dengan kata lain, penurunan kadar testosteron ini bisa jadi juga merupakan efek samping dari kondisi kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes atau bahkan sleep apnea, yang cenderung memburuk seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
 
Testosteron bisa turun sebanyak 1 persen per tahun pada pria tersebut dan mungkin juga akan diikuti oleh keluhan non-spesifik seperti lemah dan lesu serta menurunnya gairah seksual.
 
Namun demikian penurunan kadar testosteron jauh lebih kecil dan lebih gradual atau bertahap daripada perubahan hormon ketika wanita mengalami menopause, jadi tidak benar jika dikatakan pria mengalami menopause," kata Profesor Handelsman.
 
Tapi isu mengenai menopause pada pria ini telah mendorong peningkatan luar biasa pada populernya suplemen testosteron. Resep untuk hormon testosteron meningkat sembilan kali lipat dalam dua dekade di Australia.
 
Jika Anda memiliki kelebihan berat badan atau memiliki kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes atau penyakit kardiovaskular, maka  Anda harus berbicara dengan dokter Anda tentang cara terbaik mengobatinya dan pengobatan yang efektif mungkin juga  dapat menyebabkan peningkatan energi dan kehidupan seks Anda,' Profesor kata Handelsman.
 
Profesor Gary Wittert dari Universitas Adelaide dan Direktur Yayasan Pusat Kesehatan Pria Freemason menunjukkan meski kajian terbaru menunjukan suplemen testosterin tidak terlalu bermanfaat untuk meningkatkan energi dan fungsi seksual, tapi ide terapi testosteron bisa memiliki manfaat kesehatan yang penting belum dihentikan.
 
Wittert merupakan bagian dair tim  peneliti yang terlibat dalam penelitian kualitas tinggi (placebo besar acak yang terkontrol) yang  menjajaki kemungkinan terapi testosteron dapat membantu mencegah perkembangan obesitas dan diabetes, tapi apakah ini bisa bekerja dan aman belum diketahui.
 
Bukti menunjukan mengkonsumsi testosteron dapat meningkatkan peluang Anda untuk mencegah penyakit jantung dan stroke.

Sumber: ABC Radio Australia