Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Manajer Investasi Kurangi Agresivitas Emisi Produk

Gejolak Pasar Mulai Berimbas ke Reksa Dana
Oleh : sumantri/ sn
Rabu | 10-08-2011 | 09:14 WIB
sumantri_gejolak_pasar.jpeg Honda-Batam

Ilustrasi Reksa Dana

BATAM, batamtoday - Kejatuhan pasar saham mulai berimbas ke industri reksa Dana. Selain penurunan nilai aktiva, agresivitas manager investasi pun akan berkurang untuk menerbitkan produk. Kalangan pengelola reksa dana mengisyaratkan untuk mengurangi agresivitas dalam meluncurkan produk baru. Hal tersebut dipicu gejolak pasar saham seiring tren kejatuhan bursa global.

Salah satunya adalah CIMB prinsipal Asset Management Konservatif dalam menetapkan targetnya disemester kedua tahun ini. Sejauh ini CIMB hanya menargetkan dua atau tiga produk baru berjenis terproteksi dan campuran.

Produk tersebut akan diluncurkan pada akhir tahun, dengan target kelolaan dana 150 miliar rupiah hingga 200 miliar rupiah. "Kami tidak ingin terlalu agresif, terlebih jika melihat kondisi pasar modal yang kini sangat fluktuatif," ungkap Direktur CIMB Prinsipal Assset Management Reita Farianti, melalui rilis yang diterima batamtoday, Rabu, 10 Agustus 2011.

Pasalnya, seiring dengan kejatuhan pasar modal ini, nilai aktiva bersih industri reksa dana nasional turun. Selain itu, investor juga semakin menarik dananya.

Kondisi ini terlihat sejak awal semester kedua 2011. Meski kinerja IHSG naik, hal ini justru membuat investor yang berinvestasi di reksa dana keluar untuk merealisasikan keuntungan (profit taking). Akibatnya terjadi penurunan industri reksa dana, baik dari sisi dana kelolaan maupun dari jumlah unitnya.

Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto, dalam sebuah diskusi ekonomi menyatakan, pada Juli 2011 masih ada reksa dana terproteksi yang jatuh tempo, dan bertepatan dengan kondisi index yang fluktuatif, sehingga menyebabkan investor keluar dan menanti momentum untuk masuk kembali.

"Namun itu hanuya sebagian kecil investor jangka pendek, yang memanfaatkan kondisi ini untuk mengambil untung dan mereka belum masuk kembali. Tetapi jika dilihat secara total, investor jangka panjang masih jauh lebih dominan," kata Abiprayadi, melalui sambungan telepon kepada batamtoday, Rabu, 10 Agustus 2011.

Selanjutnya berdasarkan data BAPEPAM-LK, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana turun 1,69 persen dari 155,90 rupiah pada Juni 2011 menjadi 153,25 triliun rupiah pada Juli 2011. Unit penyertaan turun 0,70 persen menjadi 84,29 miliar unit di Juli 2011 dari sebelumnya 84,89 miliar unit pada Juni 2011.

Di semester kedua 2011, sejumlah pakar ekonomi menyakini manager investasi akan lebih agresif dalam menelurkan produk baru yang tentunya akan berimbas pada peningkatan dana kelolaan serta jumlah unit reksa dana kedepannya.