Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bintan Rawan Pencabulan dan Kenakalan Remaja
Oleh : Harjo
Rabu | 03-02-2016 | 18:33 WIB
Kompol_Razali_Udin.jpg Honda-Batam
Kompol Razaliudin Kapolsek Bintan Utara. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Bintan belum termasuk sebuah kota, namun tak bisa juga disebut kampung. Tapi, segi pergaulannya sudah sangat membuat hati miris. Terutama, pergaualan anak di bawah umur yang sudah menjurus ke arah perbuatan tindak pidana, baik berupa perbuatan pencabulan dan tidak pidana lainnya.


Untuk kasus pencabulan, di wilayah hukum Polsek Bintan Utara, kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur, baik sebagai pelaku atau korban, sudah jadi catatan, Karena persentasinya sangat tinggi bila di bandingkan dengan jumlah penduduknya.

Begitu juga dengan kasus kenakalan remaja, juga terbilang tinggi. Dimana tindak pidana yang kerab dilakukan itu diantaranya mulai pencurian biasa, pencurian kendaraan bermotor, pencurian dan pemberatan serta penganiayaan.

Khusus untuk wilayah Polsek Bintan Utara yang membawahi tiga kecamatan, yakni Kecamatan Bintan Utara, Serikuala Lobam dan Teluksebong. Kasus yang ditangani untuk kasus kenakalan remaja, mulai kasus pencurian dan pencabulan mencapai 8 kasus di tahun 2015. Untuk kasus pencabulan sebanyak 3 kasus, penganiayaan 1 kasus, Curanmor 1 kasus serta pencurian kategori biasa dan pemberatan 3 kasus.

"Dalam kasus pencabulan anak di bawah umur termasuk pelaku dan korban terlibat. Namun untuk kasus kenakalan lainnya anak di bawah umur rata-rata susah terpengaruh seperti narkoba, minuman keras dan yang sejenis lainnya," ungkap Kompol Razaliudin Kapolsek Bintan Utara kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Rabu (3/2/2016).

Razaliudin yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolsek Bintan Timur, menyampaikan apa yang terjadi di Bintan Utara dan Bintan Timur tidak berbeda jauh. Melihat dari geografis Bintan memang karena kondisinya merata masih mulai berkembang dan masih minimnya tempat anak menyalurkan bakat dan kwgiatan yang positif lainnya masih minim. Menjadi salah satu pemicu sering terjadi tindak pidana terutama anak di bawah umur.

"Minimnya tempat menyalurkan hobi dan bakat anak serta kondisi Bintan yang tergolong masih sepi, menjadi salahsatu pemicu terjadinya tindak pidana. Bisa dibayangkan, selain tidak ada tempat hiburan yang positif, setelah keluar dari rumah anak-anak langsung disuguhkan dengan lokasi yang sepi. Bisa jadi timbul pikiran yang negatif," imbuhnya.

Razali menyampaikan permasalahn kenakalan remaja yang kerap terjadi di Bintan Utara, memang tidak bisa secara serta merta menyalahkan pelaku dan korban. Tetapi menjadi pekerjaan besar dari semua pihak dan yang paling ekstra harus dilakukan oleh orangtua. Karena harus di lihat untuk kemajuan serta masa depan anak sebagai generasi penerus bangsa.

"Ini pekerjaan besar dan menjadi tugas seluruh elemen masyarakat untuk mencari solusinya. Karena perkembangan harus dimbangi dengan oleh lingkungan, pendidikan serta pengawasan dari orangtua. Artinya orangtua tidak bisa mempercayakan sepenuhnya pola hidup kepada anak, namun kontrol harus tetap dilakukan," tambahnya.

Karena dari pihak kepolisian, jelas akan terus melakukan kontrol di lapangan. Namun hal tersebut jelas sangat terbatas, apabila belum masuk dalam ranah hukum. Tetapi penanganan kasus jelas berbeda dengan kasus lainnya, sebaliknya semua menumpukan harapan kepada generasi muda.

"Untuk membawa kemajuan daerah dan bangsa ini, jelas tertumpu pada generasi muda. Sebuah kerja nyata yang dibutuhkan pada saat ini. Agar bisa lebih baik kedepannya, baik untuk anak itu sendiri, keluarga, lingkungan serta pengabdiannya terhadap agama, bangsa dan negeranya," harapnya. 

Editor: Dardani