Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Agar Tak Timbulkan Kegaduhan Politik Baru

LIPI Minta Elit PKS Jelaskan Alasan Pencopotan Fahri Hamzah
Oleh : Surya
Senin | 01-02-2016 | 18:07 WIB
Siti_Zuhro.jpg Honda-Batam
Pengamat LIPI Prof Dr Siti Zuhro

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Santer beredar kabar kalau Fahri Hamzah bakal ditendang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tetapi dengan alasan yang belum jelas. Bahkan para elite di partai itu diam seribu bahasa, ketika ditanya alasan pencopotan tersebut.

Sikap diam para elite PKS ini mendapat perhatian dari pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, yang justru menyarankan partai itu untuk terbuka. 

"Ini penting agar PKS tidak dituding melakukan tindakan semena-mena terhadap kadernya sendiri," kata Siti kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/2/2016).

Apalagi, menurut Siti, kalau yang dilakukan elite PKS itu sekedar ingin bersih-bersih dari orang-orang sisa rezim lama. Namun, hal itu tetap harus dengan cara yang baik dan elegan sehingga tidak ada yang tersakiti.

"Jadi, PKS harus bisa lebih terbuka mengenai isu pergantian Fahri Hamzah. Kalau memang dikatakan yang bersangkutan melanggar aturan, harus dijelaskan aturan apa yang dilanggarnya. Apakah UU, AD/ART partai atau aturan yang mana? Ini penting agar PKS tidak dituduh melakukan tindakan semena-mena terhadap Fahri," ujarnya lagi.

Begitu juga jika Fahri dianggap terlalu kontroversial dan kerap menimbulkan kegaduhan, PKS tambah Siti harus bisa menjelaskan secara jujur bahwa memang kegaduhan yang kerap dibuat oleh Fahri itu merugikan partai, sehingga tidak ada jalan lain kecuali mencopot sang pembuat gaduh dari jabatannya.

"Tapi, jelaskan kegaduhan dan merugikan partai seperti apa yang telah diperbuat Fahri. Alasan ini tentunya akan bermasalah, jika kemudian terbukti justru kegaduhan-kegaduhan yang dibuat Fahri ternyata malah menguntungkan PKS dan membuat suara PKS naik," kata Siti.

Karena itu dirinya melihat wajar saja jika kini Fahri menolak untuk diganti kalau alasan yang dikenakan karena dianggap melanggar aturan dan etika. Apalagi kalau alasannya karena dari hasil evaluasi, Fahri dianggap memiliki kinerja yang buruk, tentunya wajar jika Fahri menanyakan dan menantang PKS untuk menujukkan kesalahan-kesalahannya.

"Adalah sangat manusiawi, ketika orang disalahkan maka dia akan bertanya apa kesalahannya. Mengelola partai tidak bisa bermain politik an sich atau semaunya sendiri," tegas Siti.

Siti pun menyampaikan kepada elit PKS yang menginginkan Fahri lengser, harus bisa menempatkan diri pada posisi Fahri. Bagaimana kalau dirinya yang diperlakukan seperti itu, mau terima atau tidak?

"Ini penting agar elit tidak menjadi ignoran. Pencopotan harus dilakukan dengan tetap menjaga sikap saling menghormati," tegasnya seraya mengingatkan PKS untuk tidak terbawa arus yang bisanya hanya mengamini saja apapun keputusan pemerintah.

Elite PKS Bungkam
Saat ini tidak ada satupun elit PKS mulai dari Presiden Sohibul Iman maupun nama-nama seperti Ketua DPP PKS Bidang Politik, Almuzamil Yusuf, Wakil Sekjen PKS, Mardani Ali Sera dan anggota-anggota BPDO PKS yang mau menjawab pertanyaan wartawan terkait isu pencopotan Fahri. 

Meski sebelumnya mereka lah pihak pertama yang mengakui bahwa PKS sedang melakukan evaluasi terhadap posisi Fahri sebagai wakil ketua DPR.

Mardani bahkan mengakui bahwa alasan pencopotan Fahri karena ada sebagian pihak yang menginginkan agar posisi dia sebagai pimpinan DPR untuk dirotasi, karena dianggap terlalu berlebihan membela Setya Novanto terkait perkara 'papa minta saham'.

"Memang iya benar sebagian kader menginginkan itu kepada Fahri Hamzah. Namun kita juga sedang proses mendengar cover both side dari Fahri," ungkapnya. Baca: Upaya untuk Singkirkan Fahri Hamzah Dinilai Terlalu Kasar

Menurut Mardani evaluasi rutin dan bahkan mutasi dilakukan oleh PKS yang bertujuan untuk perbaikan kinerja dan yang terkena bisa siapa saja termasuk Fahri Hamzah. "Kalau mau maju kan harus selalu evaluasi terus. Memang rencana perombakan itu ada, tidak hanya untuk Fahri Hamzah ya tapi untuk semua dan waktunya belum tahu. Belum tentu juga (Fahri) dirotasi.‎ Pak Fahri itu baik sekali, nurut kok orangnya," tandasnya.

Memutarbalik Fakta
Sementara Fahri sendiri sempat meminta elit PKS yang melakukan gerilya untuk melengserkan dirinya tidak memutarbalikan fakta. Merekalah yang memulai meramaikan isu ini karena pada faktanya yang berbicara pertama mengenai isu pergantian wakil ketua DPR adalah Al Muzamil Yusuf dan Mardani Ali Sera. Dia pun menantang elit PKS untuk terbuka jika memang dirinya dianggap melakukan kesalahan.

"Saya kan pejabat publik, kalau ada kesalahan saya yah dibuka saja, apa saya maling atau bagaimana. Mekanisme organisasi menuntut transparansi, jangan dong bermain di air keruh. Saya ini orang yang taat aturan dan selama 17 tahun ikut mendirikan PKS dan 12 tahun menjadi anggota DPR, saya paham kultur d PKS dan tidak pernah ada yang seperti ini," ujar anggota DPR yang meraih suara terbanyak di PKS dan suara terbesar di dapilnya ini.

Semua pihak yang mengatakan bahwa ada permintaan dirinya harus mundur karena desakan kader menurutnya juga harus menjelaskan karena selama dia menjadi kader PKS dan berkeliling ke seluruh Indonesia, tidak pernah dia mendengar desakan untuk mundur dan bahkan semua selalu menyambut hangat.

"Jangan karena omongan satu dua orang yang minta saya mundur dikatakan itu permintaan seluruh kader partai. Kalau begini kan nanti rusak semuanya. Saya juga minta si A mundur atau si B mundur, gimana jadinya?" tegasnya.

Fahri sempat menuding bahwa upaya melengserkan dirinya sebagai wakil ketua DPR adalah bagian dari upaya untuk melemahkan PKS. Upaya ini menurutnya sama dengan upaya memecah belah Partai Golkar dan PPP dan menarik PAN dalam pemerintahan.

Editor: Surya