Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terus Tingkatkan Layanan

PT Pelni Sajikan Makanan Kelas Pesawat untuk Manjakan Penumpang
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 01-02-2016 | 12:23 WIB
220px-Pelni_Einschiffung.jpg Honda-Batam
Kapal Motor (KM) Kelud (foto : ist)

BERBENAH! Ya, itulah kata yang terlontar dari manajemen PT Pelni Persero saat ini, untuk menggaet calon penumpang serta menjaga imej para pegagumnya yang acap kali mengunakan jasa pelayaran mereka. Bagaimana dan apa saja yang dilakukan perusahaan plat merah itu untuk menarik minat penggiatnya?. Berikut penelusuran wartawan BATAMTODAY.COM, Irwan Hirzal.

Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) adalah maskapai pelayaran nasional Indonesia. Pelni mengoperasikan 28 unit kapal penumpang dengan kapasitas seluruhnya 36.913 penumpang dan 4 unit kapal barang.

Kapal-kapal Pelni memiliki rute tetap yang menyinggahi 91 pelabuhan di Indonesia. Tiga unit kapal penumpang (KM Kerinci, KM Willis, dan KFC Jet Liner-red) berfungsi sebagai sebagai kapal carter atau kapal cadangan, bila ada kapal yang sedang didok. Sedangkan kapal penumpang yang dimiliki terdiri dari 6 jenis. Diantaranya berkapasitas 3.000 penumpang, 2.000 penumpang, 1.000 penumpang, 500 penumpang, kapal Ro-Ro, dan 1 kapal feri
    
Pelni sendiri berawal dari Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-Kapal (PEPUSKA) yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tertanggal 5 September 1950. Sementara Yayasan PEPUSKA itu sendiri didirikan setelah Pemerintah Belanda menolak permintaan Pemerintah Indonesia, untuk mengubah status NV Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) menjadi perseroan terbatas.

Sebagai maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di perairan Indonesia, NV KPM juga menolak untuk memakai bendera Indonesia. Sehingga dengan modal awal 8 unit kapal, PEPUSKA harus bersaing dengan KPM yang armadanya lebih banyak dan memiliki kontrak-kontrak yang bersifat monopoli.

Setelah PEPUSKA dibubarkan pada 28 April 1952, PT Pelni didirikan berdasarkan SK Menteri Perhubungan pada tanggal 28 Februari 1952 dan 19 April 1952. Presiden direktur Pelni yang pertama bernama Ma'moen Soemadipraja.

Pada waktu itu, modal awal Pelni adalah 8 unit kapal yang diwariskan oleh Yayasan PEPUSKA. Kekurangan armada, diatasi dengan memesan 45 unit kapal penumpang dari Eropa Barat dengan dana dari Bank Ekspor Impor Indonesia.

Hingga kapal-kapal yang dipesan tiba, Pelni mencarter kapal-kapal asing untuk mengisi trayek yang ditinggalkan KPM. Selain itu, Pelni juga menambah jumlah armada dengan kapal-kapal hasil rampasan perang dari Jepang.

Pada tahun 1961, Pelni diubah statusnya dari perseroan menjadi perusahaan negara. Status Pelni kembali diubah dari perusahaan negara menjadi perseroan terbatas pada tahun 1975.

Dua kapal Pelni, KM Rinjani dan KM Kambuna dihibahkan kepada TNI-AL. Penyerahannya dilakukan pada 13 Mei 2005 di Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok. KM Kambuna diganti namanya menjadi KRI Tanjung Nusanive (KRI 973), dan KM Rinjani menjadi KRI Tanjung Fatagar (KRI 974).

Sebagian besar armada kapal adalah kapal yang dibangun oleh galangan kapal di Jerman. Kabin penumpang umumnya dibagi menjadi kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan kelas ekonomi. Kabin terbaik adalah kelas 1A diikuti dengan kelas 1 B, kelas 2A, kelas 2B, kelas 3, dan kelas ekonomi.

Penumpang kelas ekonomi, tidur beramai-ramai di sebuah kamar yang dilengkapi kasur. Di dalam kapal terdapat rumah makan, kafetaria, toko kelontong, bioskop mini, arena pertunjukan musik, dan mushola.

Selain itu, Pelni juga bekerja sama dengan Telkomsel untuk pemasangan BTS di atas beberapa kapal Pelni.
Bahkan Garuda Indonesia dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) bekerjasama membuat paket wisata komplit untuk menjelajahi kepulauan Karimunjawa yang berada di wilayah Jawa Tengah.

Paket wisata dengan nama Lets Go Karimunjawa ini bisa mulai dinikmati tanggal 9 Januari 2016. Untuk mendukung paket wisata ini, Pelni membuka pelayaran reguler menuju Karimunnjawa setiap dua minggu sekali

Kerjasama yang dilakukan Garuda dan PT Pelni yaitu untuk merangkul minat wisata Karimunjawa yang berada di luar Jawa Tengah. Nantinya wisatawan yang berangkat dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Pangkalan Bun, cukup membayar paket dan bisa berpetualang di Karimunjawa selama dua hari.

PT Pelni mulai mengoperasikan 46 trayek pelayaran keperintisan penumpang secara bertahap sejak hari Jumat, (15/1/2016). Pengoperasian trayek-trayek yang ditugaskan oleh Pemerintah itu dilakukan dengan menggunakan 46 kapal negara perintis.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemhub) Bobby R Mamahit mengatakan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2/2016 dan Peraturan Menteri Perhubungan (PM) Nomor 6/2016 telah diterbitkan, sebagai aturan main penunjukan Pelni dalam mengoperasikan 46 trayek perintis tersebut.

Dia juga sudah menginstruksikan kepada sekitar 26 Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) atau Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) yang ditunjuk sebagai pelabuhan pangkal untuk mengadakan kontrak dengan PT Pelni cabang setempat.

Seiring bertambahnya usia pengoperasiannya, kondisi fisik kapal semakin mengalami pengeroposan. Bahkan kerap ditemukan, beberapa binatang pengerat dan kecoak yang bersarang dan berkembang biak diatas kapal tersebut.

Belum lagi kondisi Air Conditioner (AC) yang terkesan diminimalisir pada dek ekonomi serta ketersediaan air yang kerap dibatasi dengan dalih penghematan. Padahal, perusahaan plat merah yang telah disubsidi Negara sejak pertama kali beroperasi tersebut, sejatinya lebih 'kinclong' dari transportasi udara maupun laut lainnya yang notabene menggunakan biaya dari kocek mereka sendiri (swasta).  

Kondisi itu tentunya membuat penumpang golongan ekonomi menengah keatas, kurang nyaman dan mengambil langkah, menggunakan jasa penerbangan pesawat dari pada harus bertumpus lumus dengan kecoa dan binatang pengerat tadi. Disamping lebih cepat, pelayanan yang disuguhkan juga memliki keunggulan dari yang lainnya.

Meski terlambat, namun manajemen tetap melakukan langkah inovatif. KM Kelud rute Jakarta-Batam-Karimun-Medan ini misalanya, terus melakukan pembenahan. Mulai dari menghias seluruh kabin kapal, penggunaan seragam serta santunnya crew dalam berbicara, dan sampai kepada penyajikan makanan berkelas pesawat, terus dievaluasi.      

"Sajian baru makanan ini lebih variatif, sehat, bergizi dan hygienist.ini dilakukan guna meningkatkan pelayanan untuk para punumpang saat menunggunakan jasa trasportasi KM Kelud," ujar Manager Hospitality KM Kelud, Opik saat kapal bersandar di Pelabuhan Beton, Sekupang Sabtu (30/01/2016).

Mulai dari menu makan pagi, siang hingga malam dengan porsi yang sudah disesuaikan. PT Pelni tidak main-main dalam menggagas sajian makanan variatif ini, karena langsung berkerja sama dengan ketering penerbangan ternama Aeropfoof Aerowosata Catering Services (ACS).

Nah, bagi anda penumpang tujuan Medan ataupun Jakarta dari Batam, siap-siap saja akan dimanjakan dengan 14 menu yang disajikan setiap jam makan pagi, siang dan malam dengan menu yang berbeda.

"Kita belum lakukan launching mengenai makanan yang di sajikan ini. Baru sebatas perkenalan, namun belum ada keluhan yang disampaikan para penumpang," ujarnya.

Bahkan setiap dua bulan sekali, pihaknya akan melakukan perubahan dengan mengganti menu makanan yang berbeda. Sehingga penumpang tidak merasa bosan dengan menu yang disajikan. Tentunya dengan penyajian makanan khas Indonesia yang bervariatif, sehat, bergizi dan hygienist. Semoga lebih ditingkatkan lagi.

Editor: Udin