Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

REI Alami Banyak Kendala Wujudkan Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat

Lahan, Perizinan dan Pungli Jadi Kendala Utama di Batam
Oleh : Ahmad Rohmadi
Jum'at | 29-01-2016 | 08:12 WIB
pro.jpg Honda-Batam
Keterbatasan lahan, perizinan dan pungli menjadi kendala utama REI wujudkan program sejuta rumah untuk rakyat di Batam (Foto : Ahmad Rohmadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - 'Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat' merupakan bagian dari penjabaran salah satu nawacita dalam pembangunan nasional, sebagaimana yang telah dicita-citakan Presiden Joko Widodo. Sedangkan Real Estate Indonesia (REI) yang merupakan asosiasi para pengembang perumahan, tentu sangat dibutuhkan perannya untuk bisa mewujudkan keinginan Presiden Indonesia ke-7 tersebut.

Namun ternyata, REI masih mengalami banyak kendala untuk membangun dan mengembangkan sejuta rumah murah, yang disubsidi oleh Pemerintah Pusat itu.

"Program sejuta rumah adalah program dari Presiden. Kemudian REI berencana akan mebangun sekitar 235 ribu unit dan REI Batam kebagian 5500 unit," kata ketua REI khusus Batam, Djaja Roeslim di Kantor Walikota Batam, Kamis (28/1/2016).

Dari 5500 unit yang ditargetkan, saat ini REI Batam baru menyelesaikan sekitar 3000 rumah murah sejak awal di luncurkan program tersebut. Menurutnya banyak faktor kendala yang menyebabkan proses tersebut menjadi lama.

Diantaranya keterbatasan lahan yang bisa digunakan membangun rumah tersebut, kemudian urusan perizinan dari Pemerintah sendiri yang membutuhkan waktu minimal satu tahun untuk menyelasaikan perizinan itu.

"Belum lagi banyaknya pungutan yang resmi ataupun yang tanda kutip," katanya.

Selain itu, batasan harga yang maksimal Rp116 juta perunit dengan type rumah 36, juga saat ini menjadi kendala. Pasalnya untuk tahun ini, sudah tidak memungkinkan membangun rumah dengan harga dan type tersebut.

Karena alasan itu, ia berharap Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, juga bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan tentunya juga mendukung REI untuk bisa ikut mewujudkan program ini.


Editor : Udin