Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tersangka Kasus Penganiayaan dan Percobaan Pemerkosaan Mengaku Dipengaruhi Mikol
Oleh : Harjo
Jum'at | 08-01-2016 | 14:55 WIB
_MG_6645.JPG Honda-Batam
Hendrik (28) tersangka kasus penganiayaan dan percobaan pemerkosaan saat berada di ruang penyidik Mapolsek Bintan Utara (Foto : Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Oktavianus Hendrikus Nita (28) alias Hendrik, tersangka kasus penganiayaan dan percobaan pemerkosaan terhadap dua korbannya Noni dan Sarti Juwita yang merupakan karyawati salah satu perusahaan di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam, Kamis (31/12/2015) dinihari, mengaku karena terpengaruh minuman beralkohol (Mikol), sehingga dalam saat melakukan perbuatan tidak senonoh tersebut dilakukan dalam kondisi mabuk.

"Sebelum melakukan perbuatan tersebut, saya sudah mabuk, karena sebelumnya meminum minuman keras disekitar Kawasan Industri Lobam. Setelah itu barulah berjalan ke Dormitori dan mencoba membuka beberapa pintu Dormitory, namun tidak berhasil. Tetapi pintu Dormitory korban berhasil dibuka," terang Hendrik kepada BATAMTODAY.COM di depan penyidik satreskrim Polsek Bintan Utara, Jumat (8/1/2016).

Hendrik yang masih berstatus sebagai karyawan PT BMT subkon PT Singatac Lobam mengaku, setelah berhasil membuka pintu Dormitory korban dan melihat korban sedang tidur, langsung menghampirinya serta memeluk dan menciumnya. Karena korban sadar dan akan teriak, maka lehernya langsung dicekik dan meminta untuk tidak berteriak.

Saat itu, dirinya belum sempat melakukan hal yang lain dan baru sebatas memeluk serta menciumi wajah korban dengan penuh nafsu. Untuk tubuh lain korban, tidak sempat melakukannya, karena teman korban yang satu kamar, sudah mengetahui dan lari keluar kamar dan berteriak meminta tolong.

"Saya tidak menyadari kalau teman korban mengetahui dan langsung berlari keluar kamar, meminta tolong. Karena melihat teman korban sudah keluar, selanjutnya saya langsung mengejar dan menariknya yang mengakibatkan teman korban juga mengalami lukas gores pada bagian wajah," tambahnya.

Lebih jauh dikatakan, setelah teriakan tersebut, diapun langsung meninggalkan kedua korban. Karena saat itu sejumlah satuan pengamanan (Satpam) bersama rekan korban lainnya sudah mengejar. Karena ketakutan, selama satu malam ia bersembunyi di dalam rumah yangberada di dalam hutan sekitar KIB Lobam.

"Saat pagi, saya pergi ke kampung BCI dan meminta diantar dengan teman, untuk pergi ke Kijang Bintan Timur. Keesokannya bekerja menebang pohon untuk dijual, hingga akhirnya pihak keluarga menjemput dan meminta agar segera menyerahkan diri kepada polisi. Akhirnya saya minta dijemput oleh pihak Kepolisian," tambahnya.

Editor: Udin