Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Laut Cina Selatan Makin Panas!
Oleh : Redaksi
Kamis | 07-01-2016 | 16:22 WIB
pulau_sengketa_cina_by_voa.jpg Honda-Batam
Pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan. (Foto: VOA)

BATAMTODAY.COM, Spratly - Pendaratan penerbangan untuk kedua kalinya Rabu (6/1/2016) diduga akan memicu kecaman lebih jauh dari Vietnam dan Filipina yang mempunyai klaim yang sama terhadap kepulauan Spratly di Laut China Selatan.


Kantor berita Xinhua mengatakan, China hari Rabu (6/1) mendaratkan dua penerbangan uji coba di sebuah pulau yang telah mereka bangun di Laut China Selatan. Ini dilakukan hanya empat hari setelah China membuat marah Vietnam dengan pendaratan pesawatnya di landasan yang sama, di wilayah yang disengketakan.

Dua penerbangan itu kemungkinan akan memicu kecaman lebih lanjut dari Vietnam, yang meluncurkan protes diplomatik resmi selama akhir pekan, dan Filipina yang mengatakan berencana untuk melakukan hal yang sama.

Kedua negara memiliki klaim atas wilayah yang tumpang tindih dengan China, yang mengklaim hampir seluruh wilayah di Laut China Selatan. Xinhua mengatakan dua pesawat China mendarat di sebuah pulau buatan di kepulauan Spratly hari Rabu (6/1) pagi.

"Uji coba penerbangan berhasil membuktikan bahwa bandara (di pulau buatan) memiliki kapasitas untuk memastikan operasi yang aman dari pesawat sipil besar," kata Xinhua, menambahkan bahwa bandara tersebut akan mampu memfasilitasi pengangkutan barang, personil, dan bantuan medis.

Xinhua tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apa jenis pesawat yang telah mendarat itu.

Panjang landasan pacu di pulau karang tersebut sekitar 3.000 meter dan merupakan salah satu dari tiga yang telah dibangun oleh China selama lebih dari satu tahun, dengan melakukan pengerukan pasir ke atas karang dan atol di kepulauan Spratly.

Sebelumnya pada hari Sabtu (2/1), China mendaratkan sebuah pesawat sipil di landasan yang sama di kepulauan Spratly pada uji coba pertama, yang merupakan penggunaan landasan pacu pertama kali di kawasan tersebut.

Amerika Serikat telah mengritik aktivitas konstruksi yang dilakukan China di kepulauan Spratly dan menyatakan kekhawatiran bahwa China berencana untuk menggunakannya sebagai tujuan militer. Namun, China menegaskan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk memicu permusuhan.

Pemerintah AS juga mengatakan bahwa setelah pendaratan pertama itu, AS khawatir bila penerbangan uji coba China itu memperburuk ketegangan di kawasan.

Landasan pacu yang dibangun China di Laut China Selatan cukup panjang untuk memfasilitasi pendaratan pesawat-pesawat pembom, pesawat transport, serta jet tempur tercanggih China. Ini akan memudahkan peningkatan kehadiran China lebih jauh di jantung maritim Asia Tenggara tersebut.

Lebih dari 5 triliun dolar perdagangan dunia dikirimkan melalui Laut China Selatan setiap tahun. Selain China, negara Asia lainnya: Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan sama-sama memiliki klaim teritorial terhadap kawasan tersebut. (Sumber: VOA Indonesia)

Editor: Dardani