Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wanita Indonesia Memang Rrruarr Biasa!
Oleh : Redaksi
Jum'at | 11-12-2015 | 08:26 WIB
karawang_by_bbc.jpg Honda-Batam
Cellica Nurrachadiana menang dalam pilkada kabupaten Karawang versi hitung cepat. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wanita Indonesia memang luar biasa! Sedikitnya 35 perempuan calon kepala/wakil kepala daerah menang dalam pilkada serentak menurut versi hitung cepat dan ini merupakan "kecenderungan positif" yang muncul dalam Pilkada 2015.


Dalam pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember ada 123 orang perempuan jadi calon kepala/wakil kepala daerah.

Koordinator Aliansi Masyarakat Sipil untuk Perempuan dan Politik (Ansipol), Yuda Irlang Kusumaningsih, mengatakan perolehan suara bagi calon kepala daerah/wakil kepala daerah perempuan ini cukup bagus karena memang partisipasi perempuan dalam demokrasi jauh tertinggal.

"Sudah cukup bagus, karena perempuan bisa maju dalam pilkada dan terpilih, karena selama ini kami melihat betapa sulitnya perempuan mencalonkan diri sebagai kepala daerah, karena harus memiliki uang dan parpol juga tidak terlalu berminat mengambil calon kepala daerah perempuan kecuali untuk segmen tertentu," jelas Yuda.

Calon perempuan dalam pilkada serentak hanya mencapai 7,32%. Hampir semua calon perempuan kepala daerah ini berlaga di tingkat kota/kabupaten, dan hanya satu di tingkat provinsi sebagai calon gubernur yaitu di Sulawesi Utara.

Parpol pragmatis dalam pilkada ini membuat mereka hanya memilih calon yang memiliki peluang besar untuk terpilih, tidak melihat perempuan atau laki-laki."

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, beberapa perempuan yang terpilih sebagai kepala ataupun wakil kepala daerah antara lain Airin Rachmi Diany (walikota Tangerang Selatan), Ratu Tatu Chasanah (bupati Serang), Tri Rismaharini (walikota Surabaya), Cellica Nurrachadiana (bupati Karawang), dan Rita Widyasari (bupati Kutai Kertanegara).

Yuda mengharapkan terpilihnya perempuan sebagai kepala/wakil kepada daerah akan melahirkan kebijakan yang berpihak kepada perempuan.

Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia, Dian Kartika, menilai dalam pilkada serentak ini calon perempuan sangat minim.
Ini berbeda pemilu dengan legislatif, karena UU Pemilihan Umum mengharuskan partai politik memberikan kuota 30% untuk calon perempuan.

Dian menilai pragmatisme parpol dan dana merupakan hambatan utama bagi perempuan untuk muncul dalam ajang pilkada serentak ini.

“Parpol pragmatis dalam pilkada ini membuat mereka hanya memilih calon yang memiliki peluang besar untuk terpilih, tidak melihat perempuan atau laki-laki,” jelas Dian.

Ratu Tatu Chasanah (bupati Serang), salah satu kerabat mantan Gubernur Banten Ratu Atut terpidana korupsi.
“Dan kendala lain tidak semua perempuan memiliki akses dana yang cukup untuk maju sebagai kepala/wakil kepala daerah. Sementara kalau legislatif itu bisa tandem, bisa sharing dengan sesama daerah pemilihan,” tambah Dian.

Hal lain yang tampak dari Pilkada 2015, di antara para calon perempuan -termasuk yang menang- banyak yang dituding bagian dari suatu dinasti politik.

Yang paling jelas adalah Ratu Tatu di Serang dan Airin Rachmy di Tangerang Selatan, dua anggota keluarga Ratut Atut, bekas gubernur Banten yang sekarang dipenjara karena perkara korupsi. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani