Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tim SAH Bantah Keras Lakukan Politik Uang di Bengkong
Oleh : Roni Ginting
Rabu | 09-12-2015 | 15:07 WIB
Nuryanto-Ketua-DPRD-Batam.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Bendahara DPC PDIP Kota Batam, Nuryanto.

BATAMTODAY.COM, Batam - Tim Soerya-Ansar untuk Kepri Hebat (SAH) membantah keras pemberitaan yang menyebutkan timnya melakukan politik uang di Bengkong. Menurut bendahara DPC PDIP Kota Batam, Nuryanto, uang sebesar Rp 20 juta yang ditemukan di rumah Alex, bendahara PAC PDIP Bengkong, adalah honor dan uang transport serta uang makan para saksi.

Uang tersebut, nantinya akan dibagikan kepada para saksi yang akan ditugaskan di TPS-TPS di Bengkong. "Dia adalah bendahara PAC Bengkong. Dan beliau adalah penanggungjawab saksi untuk daerah Bengkong," kata Nuryanto saat meninjau TPS di daerah Dutamas, Rabu (9/12/2015).

Tak hanya uang, Alex juga bertanggungjawab terhadap pembagian kelengkapan para saksi saat bertugas. "Jadi bukan hanya uang. Ada baju saksi, topi, pulpen, kertas dan semua kebutuhan untuk saksi nanti disimpan di rumahnya," jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Batam itu.

Maka dari itu, Nuryanto mengecam cara-cara aparat Babinsa yang mendatangi dan menginterogasi Alex selaku koordinator saksi tim SAH untuk wilayah Bengkong. Tindakan tersebut, katanya, dianggap sebagai bentuk intimidasi kepada pasangan SAH.

Padahal, kewenangan tersebut, seharusnya berada di tangan Bawaslu selaku pengawas pemilu di Kepri. "Ada tiga orang berseragam lengkap dan memakai senjata laras panjang. Ada empat orang lagi di luar berpakaian preman mendatangi rumahnya. Selanjutnya, aparat tersebut rencananya akan membawa Alex ke Kodim. Apa kewenangan mereka di situ," tanya Nuryanto.

Tak hanya di Bengkong, di Swadaya, ada juga relawan SAH yang diintimidasi oleh oknum aparat berseragam loreng. "Relawan kami Edi Susilo, didatangi dan diintimidasi delapan orang berbaju tentara," kata Nuryanto. Baca: Bongkar Indikasi Politik Uang, Babinsa Jalankan Tugas Atas Permintaan Masyarakat

Rentetan kejadian yang terjadi sehari sebelum pencoblosan, kata Nuryanto, sangat mengganggu jalannya pilkada serentak kali ini. Apalagi, beberapa oknum aparat terlihat begitu masif mengganggu, dan mengarahkan pemilih untuk tidak mencoblos pasangan SAH.

"Khusus di kota Batam, saya melihat masifnya peran oknum aparat. Ini preseden buruk demokrasi kita ke depan," katanya kecewa. Ia juga berharap seluruh aparat tidak melakukan tindakan-tindakan yang mencederai demokrasi.

Editor: Dodo