Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Juli 2011, Batam dan Tanjungpinang Alami Inflasi
Oleh : charles/dodo
Senin | 01-08-2011 | 16:13 WIB
Inflasi_KOta_Batam_dan_Tanjungpinang.JPG Honda-Batam

Data Statistik Inflasi Kota Batam dan Tanjungpinang

TANJUNGPINANG, batamtoday - Selama tiga bulan berturut-turut Kota Batam selalu mengalami inflasi, dan pada Juli 2011 ini, inflasi yang terjadi sebesar 0,73 persen. Selain Batam, inflasi juga dialami Kota Tanjungpinang, setelah bulan sebelumnya sempat mengalami deflasi.

Demikian dikatakan Kabid Statistik dan Distribusi BPS Kepri Mangapu Tua kepada sejumlah wartawan di Tanjungpinang, Senin, 1 Agustus 2011.

Mangapu juga mengatakan, inflasi Kota Tanjungpinang pada Juli 2011 sebesar 0,25 persen. Hal ini disebabkan, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,52 pada Bulan Juni 2011 menjadi 126,84 di bulan ini,

"Dari sebanyak 324 paket komoditas Kota Tanjungpinang, 69 komoditi diantaranya mengalami perubahan harga, sebanyak 50 komoditi mengalami kenaikan harga dan 19 komoditi lainnya mengalami penurunan harga," terang Mangapu.

Komoditi kebutuhan masyarakat yang mengalami kenaikan harga, berdasarkan survei BPS adalah, kelompok makanan berupa ikan selar, beras, rokok kretek dan filter, telur ayam ras, dan kelompok pendidikan serta rekreasi, seperti biaya sekolah dasar, perhiasan emas, angkutan udara, sate, biaya SLTP, dan bayam.

Sebaliknya, komoditi yang mengalami penurunan harga, antara lain cabe merah, cabe rawit, obat dengan resep, cabe hijau, jeruk, gula pasir, kol putih/kubis, minyak goreng, ikan tenggiri, kacang hijau, ketimun, dan televisi berwarna.

Sedangkan Inflasi Batam yang mencapai 0,73 persen, tambah Mangapu, terjadi disebabkan adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,21 pada Juni 2011 menjadi 123,10 di bulan ini.

"Dari sebanyak 323 paket komoditas Kota Batam, 73 komoditi diantaranya mengalami perubahan harga, dimana sebanyak 62 komoditi mengalami kenaikan harga dan 11 komoditi lainnya mengalami penurunan harga,"ujar Mangapu.

Komoditi kebutuhan masyarakat yang mengalami kenaikan harga, adalah dalam sektor pangan dan pendidikan, rekreasi dan transportasi antara lain: beras, biaya akademi/perguruan tinggi, biaya SLTA, bawang merah, sewa rumah, biaya sekolah dasar, biaya taman kanak-kanak, biaya SLTP, daging ayam ras, cabe merah, ikan selar, ikan tongkol, emas perhiasan dan minuman ringan.

"Sebaliknya, komoditi yang mengalami penurunan harga, yaitu: bawang putih, kacang panjang, kangkung, bayam, sawi hijau, udang basah, lele, kembang kol, gula pasir, bensin, dan minyak goreng," ujarnya.

Mangapu menjelaskan tercatat IHK 16 kota di Sumatera semuanya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 1,16 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,10 persen.

Selanjutnya bila dilihat dari 66 kota IHK di Indonesia, tercatat 65 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari yaitu sebesar 2,56 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Banjarmasin sebesar 0,03 persen. Sebaliknya, hanya Kota Ambon saja dari 66 kota IHK di Indonesia yang mengalami deflasi, yaitu sebesar 1,20 persen.