Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Penelantaran Anak di Panti Asuhan Khairunnisa

Polda Kepri Lengkapi Berkas Tersangka Ev
Oleh : Hadli
Kamis | 26-11-2015 | 16:42 WIB
evakuasi-anak-panti.jpg Honda-Batam
Saat polisi mengevakuasi anak-anak dari Panti Asuhan Khairunnisa Batu Merah. (Foto: Hadli) 

BATAMTODAY.COM, Batam - Polisi masih melengkapi data dugaan kekerasan dan penelantaran anak atas tersanga Ev, pemilik Panti Asuhan Rizki Khairunnisa yang berada di Kelurahan Batu Merah, Kecamatan Batu Ampar Batam. 


"Belum (P21), masing melengkapi," kata Kasibdit IV, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri, Ajun Komisaris Besar Polisi, Edi Santoso, Kamis (26/11/2015). 

PNS di lingungan Kota Batam itu ditetapan sebagai tersangka oleh polisi setelah 1x24 jam Panti Asuhan Rizki Khairunnisa digerebek Polda Kepri bersama Dinas Sosial Kota Batam yang disaksikan Lurah Batumerah, Rabu (21/10/2015). 

Menurut Edi, dugaan kuat modus pendirian panti asuhan yang dilakukan Pegawai Negri Sipil (PNS) untuk mencari keuntungan. Hal itu diketahui setelah mendata jumlah anak pantiasuhan tersebut. 

"Data yang ada awal anak-anak panti yang terdaftar sebanyak 26 orang. Setelah kita telusuri, ada beberapa anak yang terdaftar bukan anak panti asuhan, tetapi anak-anak tetangga. Hanya 16 anak panti asuhan," tutur dia. 

Selain itu, perusahaan besar seperti MC-Dermott merupakan donatur tetap panti asuhan itu. Dengan jumlah anak, panti tersangka dapat mengambil keuntungan yang lebih. 

"Misalnya dengan 26 anak yang terdata, tentunya 26 pula amplop yang diberikan donatur. Untuk amplop yang anak-anak tentangga dibukanya dan hanya dibagikan untuk uang jajan saja. Amplop untuk anak panti dikocekan semua," tuturnya. 


Panti asuhan, tambah Edi, merupakan tempat berlindung anak jika dikelola dengan baik. Makan dan pendidikan terpenuhi, tapi tidak di panti asuhan tersebut. 

"Anak-anak memang dibelikan baju seragam. Tapi gak ada sekolahnya. Dan hanya dikasih makan satu kali sehari," paparnya. 

Edi berharap, para orang tua tidak sembarangan menitipkan anaknya di panti asuhan. Panti asuhan menurut Edi adalah alternatif terakhir, bila sudah tidak ada keluarga maupun sanak saudara, tetangga yang bersedia mengurus anak tersebut. "Dan sekarang cendrung, anak langsung dititipkan ke panti asuhan," tuturnya.

Editor: Dardani