Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BNPT Ungkap Birokrat Jadi Sasaran ISIS, karena Memiliki Uang
Oleh : Habibie
Sabtu | 07-11-2015 | 12:37 WIB
Dwi_Jolko_Wiwoho.jpg Honda-Batam
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho diduga terlibat ISIS

BATAMTODAY.COM, Tanjunggpinang-Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen (Pol) Hamidin mengatakan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah saat ini mengincar birokrat mapan, seperti Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho.


"Para birokrat memang sudah kuat dalam segi ekonomi sehingga organisasi radikal ini menggalang anggota dari kalangan birokrat," kata Hamidin dalam Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepri Aula Asrama Haji Tanjung Pinang, Jumat (6/11/2015).

Dalam paparan soal 'Paham Radikal ISIS dalam Dialog Pencegahan Teroris' itu, ISIS berusaha memengaruhi paham dan ideologi para birokrat agar mau direkut.

"Caranya dengan memengaruhi paham atau ideologinya dan kemudian merekrutnya,” katanya.

Hamidin menegaskan bahwa orang yang memiliki uang gampang digalang dengan ideologinya. 

Setelah terpengaruh oleh paham ideologi, mereka pun rela menjual apa saja yang menjadi miliknya untuk kepentingan tersebut.

"Yang di Batam ini keluarga anak istri dibawa, aset-asetnya dijual, pergi ke Irak," katanya.

Menurut dia, ISIS bisa menyasar kalangan mana pun, termasuk kalangan birokrat.

"ISIS mencari pengikutnya sekarang menyasar semua kalangan, temasuk birokrat seperti pejabat BP Batam," 

Sebelumnya, BNPT memastikan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho terlibat ISIS
 
"Dwi Djoko Wiwoho sudah diidentifikasi sejak beberapa bulan lalu oleh petugas BNPT. Kami berkoordinasi dengan instansi terkait dalam menangani permasalahan itu," kata Brigjen Pol Hamidin, Deputi Pencegahan BNPT di Tanjungpinang.

Dalam dialog pencegahan terorisme yang digelar BNPT di Tanjungpinang, Hamidin mengatakan, Dwi Djoko terlibat dalam gerakan ISIS setelah dilakukan pendalaman. Dwi bersama keluarganya sudah tidak berada di Indonesia. Dia diduga sudah berada di Irak.

"Ini menunjukkan ISIS sudah masuk ke berbagai kalangan," katanya.

Hamidin menjelaskan, keterlibatan Dwi Djoko dalam gerakan ISIS ini membuat heboh masyarakat. Apalagi permasalahan itu sudah diberitakan di sejumlah media massa.

"Ada warga Batam yang menginformasikan, sekaligus mempertanyakan permasalahan itu. Saya katakan, 85 persen Dwi Djoko terlibat ISIS," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang didapat, Dwi Djoko sudah tidak masuk kantor sejak bulan Agustus 2015 lalu. Ketika itu, alasanya cuti menjalankan ibada umroh ke tanah suci Mekah bersama anak dan istri serta keluarga besar istrinya. 

Namun hingga har ini, Dwi Djoko belum juga kembali masuk kerja. Baru-baru ini, anggota Densus 88 memeriksa kediaman Dwi Djoko di kompleks rumah dinas BP Batam di Sei Harapan Sekupang Batam. Namun rumahnya sudah kosong.

BNPT juga memastikan Dwi beserta keluarganya sudah meninggalkan rumahnya. Dari pengecekan ke sekolah kedua putrinya serta ke kampus anak pertamanya di Batam Center, diketahui mereka sudah sejak bulan Agustus 2015 lalu tidak masuk sekolah, sampai hari ini. 

Dari berbagai info yang dikumpulkan BNPT tersebut, hampir dapat dipastikan Dwi Djoko telah direkrut oleh sel atau jaringan ISIS di Batam. Saat ini Dwi Djoko diduga telah berada di Irak atau Suriah.

Editor : Surya