Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi Demo Mahasiswa Lingga Ricuh
Oleh : Juhari/Dodo
Kamis | 28-07-2011 | 16:35 WIB
aksi_demo_way.jpg Honda-Batam

Forum Silaturahmi Mahasiswa Lingga (FSML) saat menggelar aksi demo di kantor Kejari Daik Lingga. Kamis, 28 Juli 2011 ( foto: Juhari)

LINGGA, batamtoday - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Mahasiswa Lingga (FSML) yang menggelar aksi di Kantor Kejaksaan Negeri Daik Lingga pada Kamis, 28 Juli 2011 berlangsung ricuh. Aksi nyaris berujung bentrok dengan sejumlah pegawai Kejaksaan karena mahasiswa saat memaksa untuk menempelkan tulisan – tulisan yang mereka yang berisikan tuntutan, kekecewaan dan amarah dilarang dengan sikap arogan.

Kekecewaan mahasiswa dipicu karena tidak dapat bertemu dengan Kajari Lingga Joko Susanto, SH MH lagi tidak berada ditempat dan menurut pihak kejaksaan dalam keadaan sakit sehingga mereka hanya bisa berhadapan dengan beberapa orang pegawai kejaksaan yang menghadang di depan pintu kantor tersebut.

Ketua FSML, Siswandi dalam orasinya menanyakan dan menagih janji yang pernah disampaikan  saat mereka menyerahkan beberapa dokumen dugaan pelanggaran hukum yang mereka laporkan dalam aksi demo pada bulan Januari lalu.

Diantara sejumlah tuntutan yang disampaikan dalam aksi tersebut menyangkut persoalan tentang penanganan dugaan kasus stempel ganda di DPRD Kabupaten Lingga tahun 2007 silam yang saat ini tengah diselidiki pihak Polres Lingga, termasuk dugaan kasus korupsi proyek penahan gelombang di desa Kelombok, dugaan kasus penyertaan modal oleh Pemkab Lingga ke pihak Riau Airlines (RAL) sebesar Rp3 miliar, serta persoalan maraknya dugaan usaha tambang ilegal yang dinilai telah nyata merusak lingkungan tanpa memberikan kontribusi memadai bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Dalam aksinya mahasiswa menghadiahkan miniature keranda (peti mati) sebagai simbol matinya penegakan hukum dan menggantungkan beberapa tulisan yang menjadi tuntutan mereka. Hal ini kemudian memunculkan sikap arogan dari beberapa orang pegawai kejaksaan yang mencabut dan membuang atribut demo yang dipasang oleh mahasiswa.

Peristiwa nyaris memicu terjadinya bentrokan antara pegawai kejaksaan dan mahasiswa beruntung hal tersebut langsung ditengahi oleh petugas kepolisian yang bertugas mengamankan aksi demonstrasi tersebut.