Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rekonstruksi Pembunuhan di Ruko Raflesia, Tersangka Jalankan 10 Adegan
Oleh : Romi Chandra
Jum'at | 09-10-2015 | 13:47 WIB
pembunuhan.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Jajaran kepolisian menggelar reka ulang pembunuhan yang terjadi di lantai III PT Mitra Interindo komplek Raflesia Blok C no.04 Batam Kota, Jumat (11/9/2015) lalu. Sebanyak 10 adegan diperagakan dalam rekonstruksi ini, Jumat (9/10/2015) siang.

Dalam reka ulang yang dimulai pukul 10.00 WIB tersebut, adegan pertama hingga empat, memperagakan korban pulang kerja dan naik ke lantai III untuk beristirahat. Saat naik ke lantai III, ia mendapati saksi Haris dan tersangka yang menelepon.

Kemudian korban masuk ke kamar mandi dan tersangka naik ke lantai IV. Kemudian tersangka turun sebentar memastikan korban sudah tidur di atas kasur di lantai. Tersangka kembali naik ke atas mengambil sebilah pisau kecil dan sebilah pisau panjang.

Adegan pembunuhan itu, diperagakan pada nomor lima. Dimulai saat tersangka turun membawa pisau dan menusuk tiga kali punggung korban menggunakan pisau kecil. Melihat korban bergerak, tersangka menebas ke arah leher dan mengenai jari korban. Kemudian tersangka kembali menebaskan ke leher kiri dua kali.


Sementara adegan keenam hingga sepuluh, menerangkan tersangka menyeret korban dan menutupi tubuhnya menggunakan kasur. Kemudian tersangka mengambil koper hitam dan memasukkan senjata ke dalamnya.

Setelah itu, tersangka turun ke lantai I dan pergi membawa kabur sepeda motor korban. Setiba di Jembatan IV, tersangka membuag pisau unuk menghilangkan barang bukti. Begitu juga sepeda motor korban juga disembunyikan.

Kapolsek Batam Kota, Kompol Arief Budi Purnomo, mengatakan, reka ulang yang dilakukan berjalan lancar. "Ada 10 adegan yang diperagakan dan semua berjalan lancar. Motif pembunuhan ini karena sakit hati," kata Arief.

Sebelumnya, alasan Radit (18) sangat membenci Puji Agung Dermawan (20), rekan satu tempat kerja di PT Mitra Interindo, yang ia bunuh dengan sadisnya mulai terkuak satu persatu.

Saat ditanya pewarta dalam ekspose yang dilakukan di Mapolresta Barelang, Senin (14/9/2015), sakit hati hingga menjadi dendam yang mendalam, dirasakan Radit sejak awal bekerja di sana lima bulan lalu.

Sikap korban yang suka ambil muka dan suka membentaknya dengan mengeluarkan kata-kata kasar sudah dirasakan pelaku dari awal. "Ngomongnya selalu kasar sama saya. Saya sering disamakan dengan binatang. Memang kadang kelalaian dari saya, tapi selaku senior, mestinya dia bisa mengajari saya, bukan membentak saja," kata Radit, dengan wajah penyesalan.

Radit juga mengakui, mereka sempat cekcok mulut masalah wanita. Kejadian bermula saat Radit sering menghubungi perempuan berinisial E yang sekretaris di perusahaan meubel tempat mereka bekerja.

Editor: Dodo