Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Tantangan Pemkab Lingga untuk Raup Pendapatan dari Sektor Kelautan
Oleh : Nur Jali
Kamis | 08-10-2015 | 11:57 WIB
nelayan-tradisional-lingga.jpg Honda-Batam
Para nelayan tradisional saat mempersiapkan perlengkapan sebelum melaut. (Foto: Nur Jali)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Kabupaten Lingga yang memiliki luas lautan 96 Persen dan hanya 4 persen daratan ini, memiliki potensi perikanan dan kelautan yang luar biasa. Pembinaan nelayan dan pengolahan hasil laut yang maksimal untuk peningkatan PAD yang belum terkelola pada pemerintahan yang lalu, akan menjadi tantangan utama bagi pemerintahan yang akan datang.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga, Abang Muzni mengaku selama ini pihaknya belum mampu memaksimalkan pendapatan hasil laut ini untuk meningkatkan PAD. Salah satu kendala terbesarnya adalah kurangnya personel di lapangan untuk merealisasikan program ini. Selain itu, Lingga memiliki 604 pulau kecil yang seharusnya DKP memiliki pos di setiap pulau tersebut.

"Pertama kita harus memiliki pos di beberapa titik untuk memantau hasil laut ini, sedangkan kita punya 604 pulau kecil yang harus diawasi ini salah satu kendala terbesar," kata Muzni, Kamis (8/10/2015).

Ketika ditanya berapa hasil laut di Kabupaten Lingga, Muzni mengaku bahwa saat ini pihaknya tidak memiliki data statistik hasil tangkapan ikan laut, sejak dinas ini dibuat yang sudah hampir berusia sebelas tahun, sejak kabupaten itu dimekarkan. Selain itu hampir semua nelayan di Lingga merupakan nelayan tradisional yang masih menjual hasil tangkapannya kepada para toke-toke ikan yang berasal dari luar daerah.

"Anggaran yang diberikan pemerintah selama ini juga sebatas untuk kesejahteraan nelayan tradisional, dan belum pernah ada anggaran untuk pengembangan hasil tangkapan nelayan," kata dia.

"Intinya pemerintahan kedepan, harus melengkapi semua itu, jika ingin memaksimalkan hasil laut ini," imbuhnya.

Jika dilihat dari luas lautan dan profesi sebagian besar masyarakat Lingga yang berprofesi sebagai nelayan ini, pendapatan di sektor perikanan ini dapat menjadi salah satu upaya peningkatan sumber pendapatan asli daerah di kabupaten ini. Namun sayangnya hal ini selama bertahun-tahun belum mampu dimaksimalkan oleh pemerintah setempat.

Editor: Dodo