Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

12 Negara Pasifik Setujui Kesepakatan Dagang Besar
Oleh : Redaksi
Selasa | 06-10-2015 | 10:01 WIB
33D217FE-C116-45BF-BB8A-09A2AF28C547_w640_r1_s_cx9_cy12_cw79.jpg Honda-Batam
Para pemimpin negara Lingkar Pasifik yang telah mencapai kata sepakat perdagangan bebas. (Foto: VOA)

BATAMTODAY.COM, Atlanta - Amerika Serikat, Jepang, dan 10 negara lain di Lingkar Pasifik mencapai sebuah kesepakatan perdagangan bebas, Kesepakatan Kemitraan Trans-Pasifik di Kota Atlanta, negara bagian Georgia hari Senin (5/10).

AS, Jepang, dan 10 negara lain di Lingkar Pasifik hari Senin (5/10) mencapai sebuah kesepakatan perdagangan bebas besar yang akan mengurangi hambatan perdagangan dan menetapkan peraturan perdagangan bagi 40 persen ekonomi dunia.

Kesepakatan Kemitraan Trans-Pasifik itu dicapai di Atlanta, negara bagian Georgia, AS, setelah tujuh tahun perundingan yang sering berlangsung sengit mengenai hambatan perdagangan terhadap berbagai produk – termasuk buah dan sayur, susu, mobil, peralatan teknologi dan obat-obatan serta peraturan lingkungan dan kerja.

Para pejabat diperkirakan akan mengumumkan rincian kesepakatan itu Senin ini. Kesepakatan itu masih harus diratifikasi parlemen masing-masing negara dalam kelompok beranggotakan 12 negara tersebut.

Tercapainya kesepakatan itu merupakan kemenangan besar kebijakan luar negeri Presiden AS Barack Obama, meskipun persetujuan Kongres mengenai kesepakatan itu masih belum pasti, dan para legislator kemungkinan baru akan mempertimbangkannya tahun depan.

Usaha Presiden Obama untuk mewujudkan perjanjian perdagangan itu mendapat banyak tentangan dari rekan-rekannya dari fraksi Demokrat di Kongres, yang mengatakan kesepakatan akan menghilangkan ribuan pekerjaan di Amerika karena perusahaan-perusahaan akan mengalihkan operasi mereka ke negara-negara lain di mana upah buruh lebih rendah. 

Namun, sebaliknya, para anggota Kongres dari fraksi Republik yang berorientasi bisnis, meski menentang banyak kebijakan dalam dan luar negeri Obama, umumnya mendukung perjanjian perdagangan itu. (Sumber: VOA Indonesia)

Editor: Dardani