Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Modus Penyelundupan Sembako Impor 'Rasa' Lokal di Batam
Oleh : Nursali
Jum'at | 02-10-2015 | 17:43 WIB
IMG-20151002-WA006_(1).jpg Honda-Batam
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai (Kakanwil DJBC) Khusus Kepri, Parjiya saat diwawancarai wartawan di atas KLM Surya Pratama. (Foto: Nursali)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Diduga, beras dan barang-barang ilegal selundupan dari Singapura yang diangkut KLM Surya Pratama itu adalah orderan para pengusaha di Kepri. 

Sebanyak 190 ton beras tanpa merk dan puluhan lembar daun pintu serta puluhan kasur bekas, digunakan sebagai kamuflase untuk mengelabui petugas. Sayangnya, petugas Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai (Kanwil DJBC) Khusus Kepri sudah tak mempan lagi dikelabuhi dengan modus itu.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai (Kakanwil DJBC) Khusus Kepri, Parjiya mengatakan, penyelundupan sembako ini sengaja dilakukan oleh oknum pengusaha tersebut. Sebab setibanya di Batam, ratusan goni ukuran 50 kg tanpa merk tersebut akan diubah menjadi merk lokal.

"Sampai di gudangnya beras-beras ini akan diganti dengan goni lokal," ungkap Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai (Kakanwil DJBC) Khusus Kepri, Parjiya kepada puluhan wartawan di atas kapal KLM.Surya Pratama 62GT yang tengah bersandar di dermaga Ketapang TBK. Jumat (2/10/2015).

Ia juga menduga beras-beras inipun merupakan pesanan dari distributor-distributor yang berada di Batam yang selanjutnya akan diperjual belikan kepada masyarakat setempat. "Ini merupakan pesanan dari pengusaha Batam. Mungkin saja nasi yang bapak-bapak makan merupakan beras selundupan," tambahnya. 

Di tempat yang sama, salah seorang ABK kapal tersebut, MR mengaku barang-barang yang diangkutnya memang tidak dilengkapi dokumen kepabeanan. Semuanya milik pengusaha Batam yang akan diperjual belikan kembali kepada masyarakat di wilayah FTZ Batam. 

Ia juga mengaku dalam sebulan mampu memuat barang yang sama hingga berkali-kali dalam waktu satu bulan. "Punya HT, sebulan dua kali. Kami hanya pekerjanya," ungkapnya singkat.

Pantauan BATAMTODAY.COM di lapangan, bentuk fisik butir-butir beras tersebut sangat bersih dan memiliki warna putih yang cerah dan bahkan aroma dari beras tersebut pun cukup wangi tanpa satu merk pun tertulis pada karung beras 50 kg tersebut.

Editor: Dardani