Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PT Rino King Lobam Hengkang Jadi Catatan Buruk Merosotnya Kawasan Industri Bintan
Oleh : Harjo
Kamis | 01-10-2015 | 17:57 WIB
T.-Sianturi-.gif Honda-Batam
Timbul Sianturi, Penasehat Federasi Konstruksi, Umum dan Informal (FKUI) KSBSI kabupaten Bintan.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam yang sudah sejak beberapa tahun terakhir semakin merosot dan diharapkan bisa bangkit dan semakin berkembang. Namun yang terjadi justru sebaliknya, dimana harapan ada investasi baru justru perusahaan yang sudah ada pun hengkang.

PT Rino Kin di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam, yang bergerak di bidang pengelolaan  mebel secara resmi hengkang pada September 2015. Perusahaan tersebut, selama beroperasi semua produksinya berorientasi ekspor, memang terbilang perusahaan asing yang kecil. Namun hal ini semakin aneh, karena perusahaan kecil yang selama ini tidak bermasalah, memilih untuk hengkang dari KIB Lobam.

"Kalau dibilang perusahaannya besar memang tidak, karena perusahaan tersebut hanya mempekerjakan puluhan orang. Tetapi jelas, saat perusahaan tersebut hengkang, selain buruh dan keluarganya kehilangan mata pencaharian. Perputaran uang pun semakin berkurang, artinya sekecil apa pun perusahaan tersebut jelas selain menambah angka pengangguran, kondisi kawasan pun semakin sulit," ujar Timbul Sianturi, Penasehat Federasi Konstruksi, Umum dan Informal (FKUI) KSBSI kabupaten Bintan kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (1/10/2015).

Sianturi menyampaikan permasalahan semakin merosotnya KIB Lobam, jelas ada berbagai permasalahan yang harus dipecahkan. Diantaranya ada apa dengan kawasan sehingga kurang diminati oleh investor dan yang sudah ada justru hengkang. Bisa jadi hal tersebut karena kurang maksimalnya promosi yang dilakukan oleh kawasan itu sendiri atau pemerintah.

"Kalau untuk pengelola pasti terus berusaha untuk membawa investor menanamkan modalnya kekawasan. Sebaliknya investor sebelum berinvestasi akan mempelajarinya terlebih dahulu, baik masalah birokrasi dan permasalahan lainnya," katanya.

Apa yang terjadi dengan kawasan industri, jelas bukan hanya pekerjaan rumah pengelola untuk mengembangkan, tetapi yang paling penting adalah peran serta masyarakat dan pemerintah mendukung kawasan agar bisa lebih maju dan berkembang. Bukan sebaliknya justru ada investor mau berinvestasi terganjal karena lambannya pelayanan dan perizinan di birokrasi.

"Keberhasilan sebuah kawasan jelas tiidak akan terlepas dari dukungan pemerintah. Artinya kalau sebuah kawan mengalami kemunduran, peran serta pemerintah pun bisa jadi belum maksimal. Siapa pun kepala daerahnya juga berperan untuk memajukan, sebaliknya kalau mengalami kemerosotan, bisa jadi pemimpin daerah juga belum berhasil membangun daerahnya. Karena dampaknya jelas kepada pekerja dan masyarakat yang ada di sekitarnya," imbuhnya.

Sianturi menyebutkan, selain permasalahan diatas, permasalahan banyaknya tumpang tindihnya aturan yang diberlakukan dilapangan juga menjadi permasalahan sendiri. Dimana sampai saat ini, masing-masing instansi dan aparat penegalk hukum berpegang kepada peraturan dan perundangan masing-masing. Sehingga tidak heran apa bila terjadi permasalahan, satu sama lainnya saling klaim, yang berujung kepada pengusaha tetap saja menjadi korban.

"Itu adalah catatan bagi  semua pihak, unsur legislatif, eksekutif dan unsur lainnya, dengan harapan kawasan Lobam kedepan bisa kembali bangkit, lebih berkembang dan maju, serta membawa masyarakat Bintan, secara ekonomi bisa lebih sejahtera," harapnya. 

Editor: Dodo