Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

FPKB DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Kasus Pembunuhan Salim Kancil
Oleh : Surya
Selasa | 29-09-2015 | 18:00 WIB
sekretaris-fpkb-jadi.jpg Honda-Batam
Sekertaris F-PKB DPR Jazilul Fawaid

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Fraksi PKB (F-PKB) DPR mendesak pemerintah mengusut tuntas pembunuhan biadab dan tidak berperikemanusiaan terhadap Salim Kancil, yang tewas keroyok preman di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, karena menolak penambangan pasir liar. F-PKB DPR berharap polisi bisa menegakkan hukum agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi.

“Kami keluarga besar PKB sangat prihatin dan menyampaikan bela sungkawa kepada korban dan keluarga yang mendalam baik Salim Kancil maupun Tosan. Sekaligus mengutuk keras aksi biadab melanggar hukum dan tidak berperikemanusiaan itu,” tegas Sekretaris F-PKB DPR RI Jazilul Fawaid dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Karena itu kata Jazil – sapaan akrab Jazilu Fawaid itu, pihaknya mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas dengan menegakkanhukum yang setimpal agar kasus itu tidak terulang  lagi.

“Itu penting, karena aparat di desa itu telah gagal melindungi warganya,sehingga aparat terkait juga harus disanksi. Negara ini negara hukum, bukan ‘hukumrimba’ dan main hakim sendiri,” ujarnya kecewa.

Menurut Jazil, atas peristiwa itu negara telahabai dan tidak hadir menghadapi warganyayang sedang dianiaya oleh pelanggar hukum.

“Jadi, jangan sampai negara gagal dan abai terhadap seorang petani kecil  seperti SalimKancil dan Tosan. Negara jangan sampai tidak hadir dan membiarkan tindakan yang biadab dan brutal itu,” pungkasnya.

Namun, saat kejadian tidak ada polisi di lokasi. Sehingga tidak mengetahui dan mengamankan kejadian tersebut.

Salim Kancil aktifis lingkungan di Lumajang. Salim merupakan salah satu yang menolak aktifitas pertambangan di desa tersebut.

Selain Salim Kancil, seorang bernama Tosan juga menjadi korban pengeroyokan oleh kelompok pembunuh Salim Kancil.

Salim Kancil dan Tosan menolak penambangan pasir liar di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasiran, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, lalu dikeroyok oleh sekitar 40 orang pro penambangan.

Akhirnya Salim tewas dan Tosan mengalami luka-luka berat. Salim dan Tosan juga aktivis Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa. ‎ Dalam kasus tersebut, Polda Jatim telah menetapkan 22 tersangka berdasarkan olah TKP dan barang bukti.

Editor: Surya