Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Lemah Hadapi Arab Saudi Soal Tragedi Mina
Oleh : Redaksi
Selasa | 29-09-2015 | 09:29 WIB
150928154747_hajj_640x360_ap_nocredit.jpg Honda-Batam
Kegiatan jama'ah haji di tenda-tenda. (Foto: Dok BBC)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Tim Pengawas Haji Indonesia, Fahri Hamzah, mengatakan ada persoalan mendasar di lapangan yang membuat pemerintah Indonesia tak bisa efektif memberi tekanan, masukan, atau ketika berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi terkait penyelenggaraan haji.

Fahri mengatakan 'lemahnya' otoritas Indonesia membuat para pejabat kesulitan untuk mengetahui dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan ketika terjadi tragedi di Mina, Kamis (24/09) pekan lalu. yang menewaskan lebih dari 700 jemaah dengan 41 jemaah sejauh ini berasal dari Indonesia.
 
Dalam insiden ini para jemaah terinjak-injak dalam prosesi melempar jumroh, membuat lebih dari 700 orang meninggal dunia, sementara sedikitnya 800 orang lainnya luka-luka.
 
Kami ingin tahu, mengapa pejabat sekelas menteri agama saja kurang kuat pengaruhnya di lapangan.
"Para pejabat pemerintah Indonesia tak punya otoritas, sehingga tak bisa menembus barikade yang sangat kuat sekali, yang dikendalikan aparat setempat," kata Fahri dalam wawancara dengan wartawan BBC Indonesia, Mohamad Susilo, Senin (28/09/2015).
 
"Kami ingin tahu, mengapa pejabat sekelas menteri agama saja kurang kuat pengaruhnya di lapangan," kata Fahri yang juga Wakil Ketua DPR ini.
 
"Kami bertanya menteri agama ini ada dalam komando siapa? Dia bisa memberi perintah siapa saja? Itu tidak jelas," tambah Fahri.
 
Identifikasi jenazah
Ia menjelaskan mungkin ada beberapa faktor yang membuat posisi tawar Indonesia lemah, padahal Indonesia adalah salah satu negara pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Fahri menyinggung soal cara pandang orang-orang Saudi yang ia katakan 'meremehkan warga Indonesia'.
 
Sejumlah perempuan menggelar aksi protes di depan kedutaan besar Saudi di Teheran, hari Senin (28/09). "Saya setuju jika ada pendapat bahwa warga Indonesia menempati prioritas nomor empat atau nomor lima dibandingkan jemaah dari negara-negara lain," jelas Fahri.

Ia juga mengatakan tentang orang-orang Indonesia yang 'cenderung menerima saja' dan tak ngotot ketika berhadapan dengan Saudi.
 
"Dalam konteks ini, perlu ada dialog yang setara antara menteri agama, menteri luar negeri, dengan dipimpin oleh presiden sendiri ketika berbicara dengan para pejabat Saudi," katanya.

Hingga Senin petang, sedikitnya 81 jemaah haji Indonesia masih dinyatakan hilang. Anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah Kerja Mekkah, Aulia Putra, menjelaskan tim kesehatan masih menyisir jemaah yang hilang, baik di rumah sakit, pemondokan, hingga ke tempat pengurusan jenazah.
 
Pihaknya memastikan jenazah tidak dimakamkan hingga jenazah tersebut selesai diidentifikasi. Selain Indonesia, terdapat warga Iran yang meninggal dunia dalam insiden di Mina, yang membuat pemerintah di Teheran mengecam keras Saudi dan menuntut agar Saudi memberikan pengamanan yang lebih besar. 

Sumber: BBC 
Editor: Dardani