Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keberadaan Marinir Hanya 'Back-up' untuk Bebaskan Kapal di PT BAS
Oleh : Gabriel P. Sara
Senin | 21-09-2015 | 10:10 WIB
Kapal_Salli_Fortune_Ist0_(1).JPG Honda-Batam
Kapal kargo Sally Fortune. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Puluhan orang berpakaian loreng dan bersenjata lengkap yang dikabarkan melakukan perampasan paksa kapal kargo Sally Fortune dari PT Bandar Abadi Shipyard (BAS) itu merupakan anggota Marinir yang memback-up satuan lain untuk membantu proses pembebasan kapal, yang selama 14 bulan disandera oleh PT BAS.

Hal tersebut, disampaikan oleh PT IFL melalui Direktur Bumi Ship Management, Sari Tobing serta Komandan Yonif 10 Marinir SBY, Mayor Marinir Nioko Budi Legowo Harumbintoro, Minggu (20/9/2015) sore.

Sari mengatakan, selama 14 bulan kapal berada di dalam perusahaan tersebut, ABK dan Kapten kapal sama sekali diterlantarkan dan tidak di perhatikan oleh pihak PT BAS. "Ini menyangkut HAM. Selama 14 bulan, ABK dan kapten kita ditelantarkan. Maka dari itu, kita melakukan pembebasan kapal ini dengan meminta bantuan aparat, seperti Polair dari Polresta Barelang dan Marinir," ujar Sari.


Dikatakan Sari, sebelum melakukan pembebasan kapal tersebut, nota keberatan dari kapten yang berisikan ketidaklayakan dan kenyamanan dalam PT BAS itu sudah dilayangkan. Dan surat itu diterbitkan beberapa bulan yang lalu. Dalam surat itu juga, permintaan untuk pemindahan kapal ini ke galangan kapal yang lain.

"Secara legal, atas nota keberatan maritim dari kapten kepada PT BAS sudah dilayangkan. Tapi, waktu pemindahan kapal itu ada yang dihalang-halangi. Makanya, kita butuh perlindungan hukum untuk melakukan pembebasan kapal ini," kata Sari.

Lanjutnya, pada saat tim dari PT IFL masuk untuk melakukan pembebasan kapal tersebut beberapa waktu lalu, pihak PT  BAS menghalangi dan sempat melempar ABK yang menurunkan tangga serta melepaskan tali kapal dengan menggunakan serpihan besi plat.

"Anak buak kapal kita dilempari. Semua ada bukti videonya kok. Untuk itu kita minta bantuan dan perlindungan aparat Marinir dan Polair. Di sini, Marinir yang back up Polair dan saat pembebasan kapal kemarin, tidak ada anarkis ataupun tembakan," jelasnya

Dijelaskan Sari, pihaknya juga mempunyai surat resmi terkait permintaan perlindungan dari mitra bahari tersebut. "Sebagai mitra bahari, kami berhak meminta prmohonan bantuan dan perlindungan hukum. Mitra bahari dalam hal ini, kepolisian yaitu Polair, aparat yaitu Marinir dan itu hanya perlindungan untuk pembebasan kapal ini," jelasnya lagi.

Sementara itu, Komandan Yonif 10 Marinir SBY, Mayor Marinir Nioko Budi Legowo Harumbintoro mengatakan, terkait beberapa anggotanya yang bersenjata lengkap yang membantu melakukan pembebasan kapal tersebut hanya membantu memback-up satuan lain.

"Kita (Marinir-red) memback-up. Dan saat melakukan pembebasan kapal itu, tidak ada tembakan. Semua bisa terkontrol di sana. Dan pada intinya, kita hanya back up saja," ujar Nioko.

Editor: Dodo