Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ribuan Demonstran Tuntut Perdana Menteri Malaysia Mundur
Oleh : BBC
Senin | 31-08-2015 | 08:35 WIB
demo_malaysia_640x360_gettyimages.jpg Honda-Batam
Para demonstran yang menuntut Najib Razak mundur. (Foto: Getty Images)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, digoyang. Ribuan orang menggelar demonstrasi sejak Sabtu (29/8/2015) hingga Minggu (30/8/2015) menuntut Razak mundur dari jabatannya karena masalah skandal keuangan.

Aksi yang digelar kelompok pro-demokrasi "Bersih" yang diikuti oleh ribuan orang. Polisi memperkirakan sekitar 25.000 orang ikut dalam demonstrasi, sementara "Bersih" menyebutkan lebih dari 200.000 orang terlibat dalam aksi tersebut.

Para pemrotes menuduh PM Najib menerima $700 juta dari donor asing. Namun Najib membantah melakukan kesalahan dan menuduh protes yang diikuti ribuan orang itu mencoreng citra Malaysia.

Najib menyebut, unjuk rasa sejak Sabtu itu sebagai upaya untuk mempermalukan dirinya. Namun kelompok "Bersih" bergeming. Mereka melanjutkan aksi hingga Minggu malam.

Belasan ribu orang berpakaian kuning berbondong-bondong memenuhi kawasan pusat ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, sejak Minggu pagi. Tua muda, perempuan lelaki, Melayu, Cina, India, lepas dari haluan dan paham. Mereka disatukan dalam tujuan yang sama: turunnya PM Najib Razak.

Masnah, 41 tahun, seorang perempuan yang tinggal di pinggiran Kuala Lumpur adalah salah satunya. Dengan bangga pula dia memajang poster kertas besar di tangannya. Bunyinya:
"Mak, Abah, saya di sini memperjuangkan hak generasi hadapan." #Savemalaysia

Ia tampak penuh semangat bergerak dari satu kerumunan ke kerumunan lain. "Sudah sejak kemarin pagi saya ikut dalam reli ini," begitu katanya ketika saya ajak berbincang.

"Lalu saya bermalam di sini, bersama sejumlah kawan, ikut mendengarkan pidato-pidato, lalu langsung bergerak lagi sejak pagi. Saya akan di sini terus sampai nanti malam," katanya.

"Saya akan terus dalam gerakan ini sampai PM Najib mundur," katanya tandas.

Menurutnya, aliran uang RM 2,8 miliar ke rekening Najib membuat sang perdana menteri tak punya lagi landasan moral untuk terus memegang jabatannya. Sejumlah gadis muda, juga berbaju kuning menghampirinya, meminta berfoto dengan perempuan berjilbab itu -karena bunyi posternya yang unik.

Masnah melayani mereka dengan riang. Lalu beranjak menjauh dan lenyap dalam kerumunan massa yang hiruk pikuk.

Terdengar setiap waktu yel-yel: "Bersih! Bersih!"

"Najib undur! Najib undur!"

Ruas jalan Tuanku Abdul Razak di bawah jembatan layang kereta LRT sekitar kawasan Masjid Jamek, Minggu siang itu berubah menjadi lautan kuning. Di situ unjuk rasa berpusat.

pada jarak sekitar satu kilometer, terlihat menjumpai hingga empat kerumunan, yang memiliki semacam panggungnya sendiri. Para orator, sebagian besar anak muda, berbicara penuh semangat. Para demonstran sebagian besar duduk di aspal di tengah jalan. Di bagian lebih pinggir jalanan itu orang orang terus bergerak mengalir, bagai mencari panggung orasi yang cocok.

Banyak juga yang mewarnai aksi mereka dengan atraksi. Misalnya dengan membawa berbagai alat musik, bergerak menjelajahi jalanan.

Terompet-terompet plastik vuviuuzela yang dikenal dunia sejak Piala Dunia 2010, sesekali bersahutan memekakkan kuping, yang juga mengganggu orasi para pemimpin unjuk rasa.

Lepas siang, menjelang sore, hujan turun. Sebagian massa bergerak menepi, sekalian beristirahat melepas haus dan lapar di berbagai kedai. Namun tak sedikit yang bertahan di jalanan.

Salah satunya Razik, seorang bujangan berusia 22 tahun. "Saya bangga ikut dalam gerakan ini," katanya.

"Semua orang bergerak, karena kita warga negara tak boleh terima saja kalau dibodohi pemerintah."

Lagi pula, katanya, "Malaysia harus bebas dari korupsi. Kalau tidak, ekonomi kita terus memburuk, padahal dunia sedang krisis."

Sebagaimana Masnah, Razik juga akan bertahan hingga malam. "Ya sampai tengah malam nanti. Tapi batasnya tengah malam, karena sesudah itu kan 31 Agustus, Hari Merdeka."

Ia merasa kurang patut berunjuk rasa di Hari Merdeka Malaysia yang ke 58 itu. Tetapi bagaimana kalau hingga tengah malam itu, tuntutan-tuntutan Bersih4 tak dipenuhi -PM Najib tetap tak mau mundur?

Razik menggelengkan kepalanya pelan. (*)

Editor: Roelan