Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Triwulan II 2015, Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepri Alami Perlambatan
Oleh : Roni Ginting
Senin | 24-08-2015 | 15:25 WIB
2015-08-24 17.22.49.jpg Honda-Batam
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, saat memeberikan keterangan kepada wartawan.

BATAMTODAY.COM, Batam - Pada triwulan II 2015 Kepri tercatat pertumbuhan ekonomi mengalami pelambatan dibanding semester I 2015 yang disebabkan perlambatan permintaan global dan domestik.

Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia Kepri mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,57% (yoy), melambat dibanding triwulan I 2015 sebesar 7,14% (yoy). Hal tersebut ternyata sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara Nasional dan Kawasan Sumatera sebesar 4,67% (yoy) dan 2,85% (yoy) dari periode sebelumnya sebesar 4,71% (yoy) dan 3,53% (yoy). 

Dari sisi permintaan, melambatnya perekonomian Kepri terutama dipengaruhi oleh perlambatan investasi dan konsumsi rumah tangga, serta melemahnya ekspor dan impor. 

"Investasi dan konsumsi rumah tangga tumbuh melambat sebesar 1,82% (yoy) dan 7,50% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar 3,30% (yoy) dan 7,76% (yoy)," terang Kepala KPW BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, Senin (24/8/2015).

Sedangkan dari sisi lapangan usaha, juga terjadi perlambatan kinerja pada hampir keseluruhan lapangan usaha, antara lain industri pengolahan (5,05%), konstruksi (5,10%), perdagangan (10,46%) dan pertambangan dan penggalian (4,55%) dibanding periode sebelumnya sebesar (7,31%), (5,92%), (12,71%), dan (5,37%).

Ia melanjutkan, Inflasi tahunan Kepri pada triwulan laporan sebesar 8,21% (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,66% (yoy). 

"Inflasi Kepri tersebut lebih tinggi dibanding inflasi di regional Sumatera sebesar 7,74% (yoy), juga lebih tinggi dibanding inflasi Nasional sebesar 7,26% (yoy)," katanya.

Dituturkan Gusti, perlambatan ekonomi turut menekan kinerja perbankan. Dimana aset dari dana pihak ketiga (DKP) dan kredit mencatatkan perlambatan pertumbuhan baik pada bank umum maupun BPR. Kegiatan intermediasi perbankan juga menurun, tercermin dari angka loan to deposit ratio (LDR) sebesar 74,42 % menurun dibanding triwulan sebelumnya 77,33 %. 

"Demikian dengan jumlah kredit bermasalah yang tercermin dari NPL meningkat namun masih terkendali pada level aman. NPL sebesar 2,33 % meningkat dibanding triwulan sebelumnya 1,87 %," kata Gusti.

Sampai dengan semester II 2015, realisasi belanja Pemda masih sangat terbatas. Realisasi belanja Rp3.521 miliar atau 27,4% dari total anggaran, sedangkan realisasi pendapatan Rp3.804 miliar atau mencapai 33,5 % dari total anggaran.

"Belanja infrastruktur Pemerintah pusat di Provinsi Kepri baru terealisasi Rp205,63 miliar atau 8,28%," ujar Gusti.

Editor: Dodo