Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Istri Daeng Rusnadi Tertipu Mahasiswa Palsu
Oleh : Riki Rinovsky/Dodo
Senin | 18-07-2011 | 15:19 WIB
ngesti-Yuni.gif Honda-Batam

Ngesti Yuni Suprapti. (Foto: Istimewa)

NATUNA, batamtoday - Ngesti Yuni Suprapti, isteri mantan Bupati Natuna Daeng Rusnadi, tertipu sekelompok mahasiswa palsu yang melakukan penipuan dengan modus meminta bantuan biaya perjalanan bagi mahasiswa Natuna yang berada di luar daerah.

"Peristiwa penipuan itu sudah cukup lama, sekitar tiga bulan lalu," kata Ngesti yang juga anggota DPRD Natuna dari Fraksi Partai Golkar ini kepada batamtoday, Senin, 18 Juli 2011.

Ngesti mengatakan beberapa hari sebelum pelantikan Bupati Natuna terpilih, Ilyas Sabli dan Imalko pada Mei lalu, dirinya sempat dikontak seseorang yang mengaku seorang mahasiswa asal Natuna yang berada di Jawa Tengah untuk meminta bantuan.

Mahasiswa tersebut, lanjut Ngesti, meminta agar dikirimi sejumlah uang untuk biaya kepulangan ke Natuna. Lantaran percaya, Ngesti lantas mentransfer uang sebanyak Rp3 juta ke rekening mahasiswa itu.

"Saya beritahukan ke mahasiswa kalau sudah ditransfer uangnya," kata Ngesti.

Namun beberapa jam kemudian saat Ngesti mencoba menghubungi nomor handphone mahasiswa tersebut, sudah tidak bisa dihubungi kembali. Begitu juga beberapa kemudian, saat Ngesti mencoba menghubungi, tetap tidak aktif. Istri mantan Bupati Natuna ini akhirnya menyadari dirinya menjadi korban penipuan.

Hal yang sama juga dialami oleh salah seorang staf Pemkab Natuna yang enggan disebutkan namanya. Dia menceritakan beberapa saat pelantikan Bupati Natuna, dirinya dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai tokoh politik terkenal di Provinsi Kepulauan Riau.

Staf Pemkab Natuna yang meminta nama tokoh politik itu disamarkan, menyebutkan tokoh tersebut menghubungi dirinya melalui sambungan telepon untuk meminta agar diberi bantuan untuk memulangkan lima mahasiswa asal Natuna yang berada di Jawa Tengah untuk kembali ke daerah asalnya.

"Tokoh itu mengaku sedang berada di sebuah wilayah di Sulawesi. Dia meminta bantuan uang untuk kelima mahasiswa asal Natuna agar bisa pulang," kata staf Pemkab Natuna itu.

Tak berapa lama, lanjutnya, ada seorang yang mengaku mahasiswa asal Natuna bernama Anton menghubungi dirinya dan menanyakan mengenai bantuan yang dimintakan oleh seseorang yang mengaku sebagai tokoh politik terkenal itu.

Merasa yakin dengan penuturan seseorang yang mengaku tokoh politik maupun Anton yang menghubunginya, staf Pemkab Natuna ini lantas mengirimkan sejumlah uang yang dikatakan akan digunakan untuk biaya kepulangan mahasiswa asal Natuna itu.

"Sekitar Rp6 juta saya kirimkan ke nomor rekening Anton yang mengaku sebagai mahasiswa Natuna," ujar Ngesti.

Namun tak berapa lama, telepon miliknya berdering dan si penelepon yang mengaku sebagai tokoh politik itu juga meminta sejumlah uang pada dirinya. Mendengar permintaan itu, sontak Ngesti kaget dan tidak mempercayai bahwa orang yang berbicara dengannya adalah tokoh politik yang dimaksud.

"Saya kenal dengan tokoh politik itu, masak dia minta duit sama saya," katanya.

Staf Pemkab Natuna ini akhirnya menyadari baru saja menjadi korban penipuan, namun meski begitu, hingga berita ini ditulis dirinya tak pernah membuat laporan ke polisi.

Selain dirinya, terdapat beberapa staf di Pemkab Natuna yang turut menjadi korban penipuan ini. Kerugian yang mereka alami cukup bervariasi antara Rp2 juta hingga Rp6 juta.