Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sarapan Sebelum Jam 9 Pagi Bisa Tingkatkan Konsentrasi Anak di Sekolah
Oleh : Fimela.com
Jum'at | 14-08-2015 | 09:43 WIB
ilustrasi_anak_sarapan.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - SEJAK dini membiasakan anak sarapan sebelum jam 9 pagi sangat penting karena bisa memengaruhi kecerdasan anak. Karena sejumlah studi sudah membuktikan bahwa sarapan mampu meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina anak saat di sekolah.

Namun sayangnya, berdasarkan hasil Analisa Data Konsumsi Pangan Riskesdas 2010 menyebutkan bahwa 44,6 persen dari 35.000 anak usia sekolah dasar memperoleh asupan energi kurang dari 15  persen kebutuhannya. Padahal, seharusnya kebutuhan anak untuk memeroleh asupan energi seharusnya 15-30  persen kebutuhan.

Mirisnya, lebih dari 50  persen anak di kota tidak sarapan. Hal ini disampaikan oleh Prof Ir Hardiansyah MS, Guru Besar Gizi IPD dan Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia. Menurutnya, ada beberapa penyebab keluarga di kota besar tidak memiliki ritual positif sarapan.

Mulai dari fakta sulit membangunkan anak di pagi hari (59 persen), sulit mengajak anak sarapan (19 persen), dan anak sulit menghabiskan sarapan atau terburu-buru (10 persen). Hasil survei juga menunjukkan, ketakutan anak terlambat masuk sekolah (6 persen) menjadi penyebab mengapa anak-anak tidak sarapan sebelum beraktivitas.

Kendala lain yang juga menjadi alasan mengapa anak sulit menamamkan kebiasan sarapan pagi antara lain karena tidak tersedia makanan yang akan disantap, sarapan tidak menarik dan menggugah selera, menu sarapan membosankan dan tidak punya cukup waktu untuk sarapan karena harus berangkat pagi.

"Memang tidak mudah untuk menanamkan kebiasaan sarapan pada anak. Padahal, sarapan  sangat mempengaruhi prestasi anak di sekolah. Ini yang harusnya dipahami oleh para orang tua," tandasnya.

Bahkan, Prof Ir Hardiansyah MS menuturkan bahwa sarapan yang dilakukan sebelum pukul 09.00 memberikan dampak yang luar biasa bagi anak saat beraktivitas di sekolah.  Sarapan memang diartikan sebagai kegiatan makan dan minum sebelum pukul sembilan pagi.

Lantas, mengapa harus sebelum pukul sembilan? Tubuh kita membutuhkan asupan energi setelah 6 hingga 7 jam istirahat tidur malam dan tidak terisi. Karena secara rata-rata anak yang tidak pernah sarapan memiliki daya pikir dan kemampuan mengingat yang lebih rendah dibandingkan mereka yang makan setiap pagi sebelum beraktivitas.

"Anak membutuhkan nutrisi baru hingga siang hari untuk mendukung stamina dan konsentrasi selama di sekolah. Untuk bisa menangkap materi pelajaran dengan baik tentu membutuhkan konsetrasi yang maksimal. Perut yang kosong hanya akan membuat anak tidak bisa berkonsentrasi dan mudah lupa," katanya.

Dampak Buruk Akibat Anak Tidak Sarapan
Mengapa orang tua harus menanamkan kebisaan sarapan pada anak sejak dini? Menurut Dr Soedjatmiko SpA (K) Msi, dokter spesialis anak dari RS Cipto Mangunkusumo, kebiasaan melewatkan sarapan pada anak bisa memberikan dampak buruk.

Setidaknya ada tiga dampak buruk yang lansung bisa dirasakan oleh anak, yakni menurunnya gairah belajar, kesulitan dalam menerima pelajaran dengan baik dan dan menurunnya daya konsentrasi anak sewaktu belajar.

"Anak yang melewatkan waktu sarapan pagi bisa membuat mereka mudah sakit. Akhirnya anak jarang ke sekolah, ketinggalan pelajaran dan akibatnya prestasi anak menurun," ungkapnya.

Soedjatmiko pun menambahkan bahwa kunci keberhasilan dalam menanamkan kebiasana sarapan pagi hari bukan hanya peran ibu. Tetapi lebih lanjut, kerja sama antara ayah dan ibu akan membuat sarapan menjadi momen yang tidak boleh terlewatkan lagi.

Menurutnya, mulai dari kebiasaan dengan bangun pagi lebih awal dan saling membantu untuk membuat menu sarapan yang praktis. Penuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan serat dalam menu sarapan anak. 

"Sarapan tidak harus nasi lho. Roti, buah atau sereal pun bisa membantu anak lebih cerdas saat berada di sekolah," kata Soedjatmiko.  (*)

Editor: Roelan