Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bintan Butuh Pemimpin yang Bisa Kelola SDA dan Perbaiki Lingkungan
Oleh : Harjo
Selasa | 07-07-2015 | 10:55 WIB
Sahat-Simanjuntak.gif Honda-Batam
Sahat Simanjuntak, tokoh masyarakat Bintan Utara.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pemimpin atau kepala daerah dari hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2015, khususnya di Bintan dan Kepri, harus benar-benar memperbaiki pengelolaan sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan secara maksimal agar kelestarian lingkungan bisa lebih terjaga.

"Selama kurun waktu tahun  2004 hingga 2015 ini adakah perbaikan pengelolaan SDA dan lingkungan alam di  Bintan, belum dikelola  secara maksimal. Justru yang terjadi pengeksploitasian SDA di Bintan sudah sangat memprihatinkan," ujar Sahat Simanjuntak, tokoh masyarakat Bintan Utara kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Senin (7/6/2015).

Hal tersebut bisa dilihat, dari kondisi lingkungan hutan dan kondisi pasca-tambang bauksit serta batu granit di Bintan. Sumber air tawar telah menjurus kepada hal yang masuk ketegori kritis, sementara kita akan menghadapi pemanasan global. Untuk itu pemerintah perlu mengambil sikap untuk memperbaiki dampak eksploitasi SDA serta kerusakan hutan lindung di Bintan.

Sejak tahun 2004, dari luas 4.355 Ha hutan lindung yg ada di Bintan,  sudah. Mengalami kerusakan hingga 35,89 % atau 1.563 hektare. Kerusakan hutan lindung di Bintan tersebut terjadi di hutan lindung Sungai Pulai seluas, 338 Ha, Gunung Lengkuas seluas, 425 Ha, Gunung Kijang seluas, 225 Ha, Gunung Bintan Besar dan Kecil seluas, 84 Ha dan Sungai Jago seluas, 488 Ha.

"Sekarang sudah  memasuki di penghujung  tahun 2015 dan menjelang Pilkada, jelas apa yang terjadi 10 tahun terahhir harus menjadi catatan para calon pemimpin Bintan. Apa lagi sampai saat ini, peran pemkab Bintan  untuk perbaikan dan akibat kerusakan lingkungan di Bintan dirasakan masih sangat minim, karena hampir di seluruh sudut dan tempat banyak kerusakan lingkungan bekas galian tambang yang ditinggalkan begitu saja," imbuhnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Iskandar ketau DPC Federasi Konstruksi Umum dan Informal (FKUI) SBSI Bintan. Menurutnya menjelang Pilkada 2015 serta mulai ada wacana keran pertambangan kembali dibuka dan hal ini harus benar-benar menjadi perhatian dari seluruh elemen masyarakat, mengingat pascapenambangan sebelumnya, baik bauksit, batu granit dan pasir hanya meninggalkan sisa berupa lubang besar d ihampir seluruh tempat di wilayah Bintan.

" Artinya dalam waktu dekat,dua agenda yang akan berjalan Pilkada dan pertambangan. Sehingga aparat penegak hukum dan instansi terkait harus benar-benar melakukan pengawasan terhadap dua agenda yang akan segera berjalan dalam waktu dekat ini. Karena hal tersebut jelas akan memberikan dampak yang baik atau lebih buruk dari saat ini," katanya. 

Editor: Dodo