Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPR Sahkan Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI dan Sutiyoso Jadi Kepala BIN
Oleh : Surya
Jum'at | 03-07-2015 | 16:20 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Rapat Paripurna DPR akhirnya menyetujui Gatot Nurmantyo sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).dan Sutyoso sebagai Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN). 


Persetujuan diambil usai penyampaian laporan Komisi I yang diwakili Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang memimpin sidang paripurna meminta persetujuan anggota dewan yang hadir.

Mahfudz mengatakan, Kmisi I DPR setuju dengan surat Presiden Jokowi mengenai pencalonan Kepala Badan Intelejen Nasional (KaBIN) dan Panglima TNI. 

Ketua Komisi I DPR menegaskan, an, pihaknya memutuskan untuk menyetujui pemberhentian Panglima TNI Moeldoko.

"Kami memberikan apresiasi atas kinerja Panglima TNI selama ini dan menyetujui Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI," kata Mahfudz di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (3/7/2015).

Selain itu, Ia mengaku, Komisi I DPR juga tidak keberatan dengan hasil fit and proper test calon KaBIN Sutiyoso. Hasil uji kelayakan menyebutkan, mantan Gubernur DKI ini layak menduduki orang tertinggi di BIN.

"Komisi satu juga sepakat atas pengajuan Presiden Jokowi atas calon KaBIN Sutiyoso. Ini juga sudah disetujui anggota dewan lainnya," ungkap Mahfudz

Meski dinilai terlibat pelanggaran kasus 27 Juli, namun sebanyak 10 fraksi secara bulat setuju mendukung Sutiyoso sebagai Kepala BIN.

"Rapat DPR pada dasarnya dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat, maka Komisi I DPR RI memutuskan bahwa calon Kepala BIN, Saudara Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso layak dan diterima sebagai Kepala BIN," kata Mahfudz mengulangi.

Kepala BIN Sutiyoso meminta anggaran operasional BIN dinaikkan menjadi Rp10 triliun. Dana Rp2 triliun yang ada sekarang dinilai tak cukup.

"Kan saya ditanya idealnya berapa. Jadi saya jawabnya segitu. Segitu ideal buat saya. Kalau hanya seperti yang ada, hasilnya lihat sendiri," ujar Sutiyoso.

Menurutnya, saat ini tugas BIN semakin berat. Banyak ancaman yang harus dihadapi sebagai lini terdepan dalam keamanan negara.

Untuk optimalisasi kinerja, harus ditopang dengan biaya yang cukup. Sama seperti negara lain yang menganggap operasi intelejen adalah mahal.

"Di luar, operasi intelejen selalu mahal karena untuk keamanan negara. Untuk anggaran itu akan saya konsultasikan dengan Komisi I DPR RI," kata Sutyoso.

Editor : Surya