Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

AJI Dukung Wikieaks Ungkap Dokumen Publik yang Dirahasiakan
Oleh : Surya Irawan
Jum'at | 17-12-2010 | 18:50 WIB

Jakarta, Batamtoday - Aliansi Jurnalis Indepeden (AJI) Indonesia menyatakan dukungan terhadap situs Wikileaks. AJI menilai, keberadaan Wikileaks sangat berguna bagi jurnalis dalam mencari informasi. Wikileaks telah menyajikan dokumen-dokumen yang berisi informasi publik namun selama ini dirahasiakan.

Bagi jurnalis, Wikileaks adalah salah satu sumber awal bagi peliputan investigatif. Setidaknya, situs itu berpotensi membantu pekerjaan penelusuran dokumen (document trail) yang menyangkut kepentingan orang banyak. Dengan adanya bocoran dokumen seperti disajikan Wikileaks, jurnalis mampu menggali fakta tersembunyi yang selama ini terkubur atas nama rahasia negara.

Selama ini, walau meski banyak negara demokratis telah memiliki Undang-Undang Kebebasan Informasi (Freedom of Information Act),  informasi penting bagi publik tak selalu bisa diakses dengan mudah.  Sejumlah dokumen diproteksi oleh pasal informasi yang dikecualikan. Padahal, sering kali pengecualian informasi itu digunakan secara keliru untuk menutupi praktik korupsi, pelanggaran hak asasi manusia atau kesalahan kebijakan pemerintahan. Terjadi penyelewengan pembatasan yang sah (abuse of legitimate limitation) bagi keterbukaan informasi publik. Penyelewengan seperti itu sering tak dapat ditembus melalui undang-undang kebebasan informasi.

Wikileaks hadir untuk menutup lubang undang-undang kebebasan informasi yang sering “diakali” atas nama pengecualian informasi. Situs pembocor itu mendobrak hambatan legal bagi kebebasan informasi. “Wikileaks telah membantu publik dari apa yang dijamin oleh semangat undang-undang kebebasan informasi, tapi karena alasan politik tak bisa dipenuhi oleh pejabat publik yang  berkuasa,” kata Nezar Patria, Ketua Umum AJI di Jakarta, Jumat

Oleh karena itu, AJI menyesalkan sikap beberapa negara yang mencoba menutup situs Wikileaks dan menangkap beberapa orang pengelola situs itu.  AJI juga melihat pukulan atas Wikileaks dalam bentuk serangan atas situs mereka, adalah juga serangan atas kebebasan berbicara dan hak publik atas informasi. Dia adalah juga bentuk ancaman bagi semangat transparansi dan akuntabilitas yang menjadi salah satu pilar pemerintahan demokratis.

Penggunaan dalih kasus pelecehan seksual atas jurubicara  Wikileaks Julian Paul Assange, jelas mengandung motif membungkam aktivitas Assange di situs Wikileaks. Kasus seksual adalah masalah pribadi yang semestinya tak dijadikan dalih menghancurkan kegiatan Wikileaks.

AJI menyatakan dukungan kepada Wikileaks, dan menginginkan aktivitas pembocoran dokumen publik yang selama ini dirahasiakan terus berlanjut. Segala upaya menghambat aktivitas Wikileaks adalah pengingkaran terhadap hak publik untuk mendapat informasi.