Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sanksi FIFA Bikin Persepakbolaan Indonesia Terpuruk
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 05-06-2015 | 08:00 WIB
Teuku_Riefky_Harsya,_Ketua_Komisi_X_DPR_RI.jpg Honda-Batam
Teuku Riefky Harsya, Ketua Komisi X DPR RI. (Foto: Irwan Hirzal/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sanksi Federation Internationale de Football Association (FIFA) terhadap PSSI membuat persepakbolaan di Tanah Air semakin terpuruk. Akibat sanksi itu, AFC mencoret Timnas Indonesia dari keikutsertaan ajang kualifikasi Piala Dunia 2018 dan kualifikasi Piala Asia 2019.

"Ini sudah menjadi pukulan berat. Kenapa tidak? Keikutsertaan kejuaraan internasional, Indonesia sudah tak diizinkan. Artinya, saksi ini menjadi pukulan berat untuk pemerintah agar berbenah lebih baik lagi dalam mengurus sepak bola Indonesia," ujar Teuku Riefky Harsya, Ketua Komisi X DPR RI, saat berkunjung ke Batam, Kamis (4/6/2015).

Menurutnya, Komisi X DPR RI selalu mengkritisi permasalahan yang ada di dalam PSSI dan prestasi yang belum sesuai harapan publik. Tetapi kritisi itu bukan dengan cara membekukan lembaganya seperti yang dilakukan pemerintah yang telah membekukan PSSI.

"Seperti halnya permasalahan di FIFA itu bukan lembaganya yang dibekukan oleh FBI, tapi oknumnya yang bermain itu ditangkap. Kalau memang pemerintah mengatakan ada sindikat dan mafia di PSSI, ya sudah lapor polisi, KPK dan PPATK, terus tangkap. Jangan lembaga dan kegiatannya yang dibekukan karena ini sangat merugikan banyak pihak," terangnya.

Dia menjelaskan, enam bulan sebelum sanksi FIFA turun, kerugian negara sudah sangat banyak. Bahkan pihaknya khawatir permasalahan ini akan mengganggu stabilitas nasional. "Persipura tidak bisa bertanding di AFC. Demo yang terjadi di Jayapura itu sudah merembet ke mana-mana," ujarnya.

Teuku juga menyampaikan, sekarang beberapa klub di Aceh sudah ingin mengikuti liga di Malaysia saking frustasinya. Meskipun belum tentu bisa masuk, tapi sudah timbul rasa-rasa semangat nasionalisme bangsa ini, katanya.

Menurutnya lagi, banyak imbas dari sanksi FIFA terhadap sepak bola Indonesia, termasuk masyarakat umum yang berharap klub kebangganya tetap bisa berlaga. "Masyarakat bangga klub daerahnya bisa memenangkan kompetisi. Kalau sudah tidak bisa bertanding, tentu harga diri mereka akan turun karena klub tidak lagi mengikuti kompetisi," katanya.

Ia berharap pemerintah untuk berbesar hati dan segera mencabut Surat Keputusan (SK) Kemenpora tersebut. "Mari kita benahi sama-sama sepak bola Indonesia PSSI dengan tidak adanya intervensi," pungkasnya. (*)

Editor: Roelan