Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Cara Mahasiswa Tanjungpinang Peringati Hari Lahirnya Pancasila
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 01-06-2015 | 12:30 WIB
semangat-pancasila.jpg Honda-Batam
Rodal Prawoto, mahasiswa UMRAH menggelar aksi tunggal di Simpang Pamedan memperingati Hari Lahirnya Pancasila.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Seorang mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang mengecat tubuhnya dengan warna dominan merah putih di Tugu Pancasila, Simpang Pamedan pada Senin (1/6/2015).

Rodal Prawoto, mahasiswa semester VI Jurusan Ilmu Sosiologi UMRAH ini juga membawa sebuah tulisan 'Semangat Pancasila Masih di Dada" sebagai wujud untuk mengingatkan publik bahwa 1 Juni merupakan Hari Lahirnya Pancasila.

"Saat ini, tidak jarang masyarakat dan elit politik lupa, bahwa hari ini adalah Pancasila lahir. Dengan cara ini, saya mengajak masyarakat, elit politik dan pemimpin negeri agar sadar serta mengintrospeksi diri, bahwa Pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya hendaknya tidak hanya sebagai pajangan dan hiasan, tetapi memiliki makna yang dalam untuk diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Rodal. 

Melihat aksi Rodal ini, tidak jarang sejumlah warga yang lewat, terlihat tersenyum dan tertawa sambil lewat tanpa mengerti apa makna dan tujuan aksi tunggal tersebut.

"Lihat saja, semua orang tertawa melihat saya tanpa sadar apa makna yang saya peringati ini. Harusnya, semua elit dan pemimpin bangsa ini segera mengintrospeksi diri, agar, Pancasila kembali pada makna sejatinya," kata dia.

Dia menyebut, akibat dari simbolisasi Pancasila ini, maka kebebasan yang ada saat ini, tidak dibarengi dengen kedewasaan dalam hidup berbangsa dan bernegara. 

"Melahirkan aspirasi politik yang bersifat primordial, yang menonjolkan isu etnis, kedaerahan, ataupaun agama. Akibatnya penghargaan pada perbedaan pendapat dan keberagaman menurun. Solidaritas sosial pun merosot," ujarnya. 

Atas dasar ini, membicarakan kembali isi dan makna Pancasila, menurutnya menjadi sangat relevan. Pandangan sepihak dengan memaksakan kehendak, sesungguhnya bertentangan dengan kekayaan yang terkandung di dalam Bhinneka Tunggal Ika, semboyan kaya makna yang selama ini dilupakan. 

"Dengan memaknai hari Lahir Pancasila 1 Juni 2015, khususnya dalam konteks persoalan kebangsaan, Pancasila mengajak kita memelihara persatuan dan menghargai keberagaman, keekaan dalam kebhinekaan dan bukan persatuan dan keekaan yang dipaksakan," pungkasnya.

Editor: Dodo