Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mendag Sebut Indonesia Bisa Jadi Basis Produksi Otomotif
Oleh : Redaksi
Jum'at | 29-05-2015 | 17:36 WIB
ilustrasi industri otomotif.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia diyakini bisa menjadi basis produksi otomotif di dunia. Pasalnya, industri otomotif Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi salah satu penyokong kekuatan Indonesia di kancah ekonomi global.

"Industri otomotif Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi salah satu
penyokong kekuatan Indonesia di kancah ekonomi global. Indonesia bisa menjadi basis produksi
otomotif dunia," tegas Menteri Perdagangan RI, Rachmat Gobel, saat meresmikan pabrik PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang di Kawasan Industri Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jumat (29/5/2015).
 
Dijelaskan, selama periode 2010-2014, ekspor Indonesia untuk mobil dan bagiannya mengalami tren pertumbuhan yang sangat baik, yaitu mencapai 26,92 persen.

Pada 2010, ekspornya hanya tercatat sebesar USD1,1 miliar dan naik menjadi USD2,9 miliar pada 2014, dengan negara tujuan ekspor antara lain Arab Saudi, Filipina, Uni Emirat Arab, Thailand, dan Jepang. Sementara itu, pada periode Januari-Maret 2015 ekspor mobil dan bagiannya mencapai USD 700,8 juta.

Menurut Rahmat, Indonesia kaya sumber daya manusia yang terampil dan mumpuni yang dibutuhkan industri otomotif. Selain itu Indonesia juga didukung industri komponen kendaraan bermotor.

Dukungan industri ini terbukti mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas yang diterapkan industri-industri otomotif dunia.

Rahmat menambahkan, pemerintah berkomitmen mengembangkan ekspor Indonesia dengan fokus pada peningkatan kualitas produk ekspor Indonesia. Beberapa upaya peningkatan kualitas tersebut antara lain melalui diversifikasi produk dengan titik berat produk manufaktur sebesar 65 persen dan produk primer 35 persen.

Selain itu dilakukan diversifikasi pasar ekspor dengan meningkatkan produk yang memiliki nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekspor produk yang memilki permintaan tinggi sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Pemerintah juga mengintensifkan diplomasi perdagangan guna mengatasi hambatan tarif dan nontarif, serta mengoptimalkan peran perwakilan RI di luar negeri. (*)

Editor: Roelan