Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pak Amsakar, Beras Impor Banyak Dijual di Pasaran Batam!!
Oleh : Hadli
Jum'at | 29-05-2015 | 16:54 WIB
beras-impor-thailand.jpg Honda-Batam
Beras impor asal Thailand merek Fying Man yang dijual bebas di pasaran Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kota Batam, Amsakar Ahmad menyatakan Batam telah bebas dari beras impor. Namun pernyataan itu sepertinya berbanding terbalik dengan kondisi riil di sejumlah pasar tradisional di Batam yang masih banyak ditemukan adanya penjualan beras impor ilegal.

Seperti di Pasar Botania, Batam Center, ada sejumlah toko sembako yang menjual beras impor ilegal merk 'Flying Man' asal Negeri Gajah Putih. Beras ilegal ini dijual dengan harga Rp210 ribu per 10 Kilogramnya. Bahkan untuk dikirim keluar Batam, kemasan berwarna kuning telor tersebut diganti dengan kemasan goni plastik produk beras lokal. 

"Siapa bilang tak ada bang, dari dulu kami tetap dapat dari agen yang mengambil dari distributor di Batam. Beras 'Flying Man' ini kami jual hanya  kemasan 10 kilogram," tutur salah seorang karyawan toko sembako di pasar tersebut.

Bahkan, toko sembako ini menjadi langganan Disperindag ESDM Batam melakukan sidak, termasuk penelusuran beras 'palsu' beberapa waktu lalu bersama Bulog Divre Batam, Karantina, Balai POM Kepri di Batam serta Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri, Selasa (26/5/2015).

"Kalau ada kasih tahu sama kita (Bulog, Disprindag) jangan diberitakan dulu. Apalagi kalau 2-3 bulan lalu, tentu sudah tidak ada lagi," kata Kepala Bulog Divre Batam, Pengadilan Lubis yang diamini Amsakar Ahmad di sela sidak beras 'palsu' di kawasan Botania. 

Amsakar menuturkan, Batam sudah tidak membutuhkan lagi beras impor ilegal. Beras lokal, kata dia sudah mencukupi untuk memenuhi sekitar 1,3 juta penduduk Batam tiap bulannya. Sehingga ia mengatakan, Batam bebas beras impor. 

"Kalaupun ada bukan tanggung jawab kami (Disperindag), untuk di pelabuhan silahkan tanya pihak yang berwenang, termasuk tetangga sebelah (BP Batam) soal izin," kilahnya kepada wartawan.

Penelusuran BATAMTODAY.COM, disebut, ada tiga orang distributor atau pemain sembako termasuk beras yakni AN, AL dan KW. Beras lokal yang dikemas dengan beras impor merek Bumi Ayu yang mereknya dipegang resmi diduga CV Sejati Makmur. Beras silang tersebut sudah cukup lama diedarkan di Kepri, khususnya Batam. 

Tiga dari sekitar 20 distributor resmi di Batam yang disebut, tentunya tidak dapat menjalankan usahanya secara ilegal tanpa peran oknum-oknum aparat. Misanya, kapal masuk perairan Indonesia di wilayah maritim telah dijaga ketat. Untuk berlabuh, bongkar muat hingga porses pengiriman ke gudang.

"Tetapi kenapa produk ilegal ini bisa masuk dan bebas beredar. Kemana aja  aparat kita. Apakah ada poksi masing-masing untuk melancarkan usahaa para mafia sembako di Batam," kata Navi, warga Batam Center ini kepada BATAMTODAY.COM

Pelabuhan tidak resmi, atau disebut di Kepri pelabuhan 'tikus' menjadi momok yang berkepanjangan, seolah tidak ada satupun instansi penegak hukum yang dapat mengatasi masalah ini. Pelabuhan tikus dengan kedalaman yang memadai untuk kapal penyeludup beras ini dapat bersandar, tentunya menjadi pilihan untuk memasukkan barang ilegsal ke Batam. 

Penelusuran, pelabuhan tikus Tanjung Piayu, Sengkuang, Tanjung Undap Tembesi Sagulung, Dapur 12, Tanjung Ujcang, Punggur, Jembatan dua dan tiga wilayah Barelang, Sungai Harapan, menjadi pihakan para penyeludup ini memasukkan produk ilegal di Batam. 

Editor: Dodo