Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diduga Beras Sintetis, Tiga Hari Tak Basi dan Warga yang Mengonsumsi Mengaku Sakit Perut
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 26-05-2015 | 10:28 WIB
2015-05-26 10.36.32.jpg Honda-Batam
Yarpis alias Upik menunjukkan nasi yang diduga dari beras sintesis. (Foto: Charles/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Beras sintetis yang dicampur atau dioplos dengan besar biasa, diduga telah beredar di Tanjungpinang. Seorang warga Tanjungunggat, Yarpis alias Upik (58), mengaku sakit perut setelah menkonsumsi nasi yang dia curigai beras bercampur bahan sintetis.

Ditemui di rumahnya, Jalan Brigjen Katamso Gang Kenanga V nomor 5, RT V/RW 2 Kelurahan Tanjungunggat, Senin (25/5/2015), Yarpis menunjukan nasi beras yang dicurigainya bercampur dengan beras sintetis pada wartawan.

"Nasi ini sudah 3 hari saya masak, tapi sampai saat ini belum basi. Dan sebelumnya, ketika nasi dari beras ini saya makan, perut saya sempat sakit," ujarnya.

Yarpis mengaku membeli beras cap Anak Terbang jenis pulen itu, sebanyak 25 kilogram, dengan harga 188 Ribu, dari Warung Milik Ibu Nur di sebelah rumahnya dua pekan lalu.

"Saya beli satu minggu lalu, dan sempat saya makan, dan saya mengalami sakit perut," ujar Yarpis.

Selain mengakibatakan sakit perut dan tidak basi dalam 3 hari, Yarpis juga mengaku, kendati beras yang dibelinya sudah lama dimasak, tetapi saat nasinya diresmas tetap saja ada yang keras dan tidak masak. Itu yang menambah keyakinanya kalau beras dan nasi yang dimasaknya itu beras pulen yang dicampur dengan beras sintetis.

"Saya curiga, karena melihat dan nonton di TV, dan saat ini beras ini udah nggak saya masak. Tadi pagi sudah datang polisi dan pegawai dinas perdagangan ke sini mengambil contoh/sampel nasi dan berasnya," terang Yarpis lagi.

Ibu Nur, pemilik warung tempat Yarpis membeli beras diduga dioplos beras sintetis, kepada wartawan mengaku, menjual beras tersebut kepada Bu Yarpis apa adanya. Pedagang kelontong di Gang Kenanga, Kampung Terendam Km 2 Bawah Tanjungpinang, ini juga mengaku mengkonsumsi beras pulen Cap Anak Terbang itu.

"Saya tidak tahu apa benar beras itu campuran atau tidak, karena saya juga membeli dari Toko Aseng di Km 7. Kami juga makan beras ini, tapi sampai saat ini tak ada masalah," ujarnya.

Bu Nur mengaku membeli beras tersebut Toko Aseng di Jalan DI Panjaiatan itu pada 12 Mei 2015 lalu. Selain beras Pulen Cap Anak Terbang, beras merk lain seperti Cap Padi, Pisang, dan Burung Merak, serta beras luar merk Ang Nam Bee juga dibeli dari toko tersebut.

Anehnya, sejumlah beras yang dikemas di dalam goni karung merk Ang Nam Bee, terlihat mirip dengan beras Bulog, yang terlihat lebih hitam namun banyak debu.

Terkait temuan ini, upaya konfirmasi ke pihak Dinas Perdagangan Kota Tanjungpinang masih terus diupayakan. Demikian juga ke Satreskrim Polres Tanjungpinang.

Editor: Dodo