Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Usai Penenggelaman KIA

Pemerintah Harus Punya Skenario untuk Nelayan Optimalkan Tangkapan Ikan
Oleh : Nursali
Selasa | 19-05-2015 | 11:25 WIB
dfw.gif Honda-Batam
Koordinator Nasional Destructif Fishing Watch (DFW)-Indonesia, Moh Abdi Suhufan.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Koordinator Nasional Destructif Fishing Watch (DFW)-Indonesia, Moh Abdi Suhufan meminta pemerintah harus memiliki skenario untuk mengoptimalkan hasil tangkapan nelayan lokal setelah melakukan eksekusi berupa penenggelaman Kapal Ikan Asing (KIA) yang terbukti melanggar hukum di laut Indonesia.

Ia mengatakan, penenggelaman itu salah satu cara untuk kurangi illegal fishing. Setelah illegal fishing berkurang, kata Abdi, pemerintah mesti ada skenario berikutnya untuk mengoptimalkan hasil tangkapan nelayan lokal.

"Misalnya memberi bantuan kapal pada nelayan dengan ukuran 10-30 GT, bangun industri perikanan dalam negeri yang modern, dan lain-lain," ujar Abdi dalam perbincangan singkat melalui Whatsapp di Tarempa, Selasa (19/5/2015) pagi.

Menurutnya, dengan kebijakan tersebutlah yang menyebabkan stok ikan di dunia berkurang, sehingga ini merupakan moment yang tepat bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor laut.

"Stok ikan dunia sekarang berkurang akibat kebijakan Bu Susi (Menteri Kelautan Perikanan RI), sebab nelayan asing sudah tidak leluasa mencuri ikan karena ketatnya pengawasan," ungkapnya.

Kendati demikian pembangunan perekonomian diakuinya memang tak semudah membalikkan telapak tangan, meskipun demikian masyarakat juga harus tahu itikad baik pemerintah untuk menyejahterakan rakyat Indonesia

"Peluang untuk majukan perikanan Indonesia, butuh proses memang. Trus kalau bukan pemerintah yang ambil peran dan selesaikan lantas siapa? Pemda Anambas apalagi (yang lain) jelas tidak bisa atasi ilegal fishing," katanya.

Editor: Dodo