Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diduga Akibat Stok Tabung Oksigen Kosong, Nenek Ini Meninggal di RSB Jemaja
Oleh : Nursali
Kamis | 14-05-2015 | 15:39 WIB
RSB Jemaja_ist.jpg Honda-Batam
Rumah Sakit Bergerak Jemaja. (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Sakyah (74), warga Jemaja yang dirawat di Rumah Sakit Bergerak (RSB) Jemaja, dilaporkan meninggal akibat dugaan malpraktik. Diduga, kematian nenek ini akibat ketiadaan stok tabung oksigen di rumah sakit tersebut.

Berawal dari penyakit yang dideritanya, wanita yang dirawat sejak Senin (11/5/2015) pagi ini mengalami pembengkakan di bagian perut yang menyebabkan dirinya tidak bisa berjalan sehingga harus mendapatkan perawatan medis.

Setelah dilakukan USG, terdapat cairan pada bagian perutnya yang diduga cairan tersebutlah yang menyebabkan dirinya tak dapat berjalan.

"Mulanya dibawa ke Rumah Sakit Bergerak (RSB) Jemaja. Setelah di USG harus dirujuk ke Tanjungpinang karena tak ada dokter spesialis penyakit dalam," kata Erwin, menantu Sakyah, kepada pewarta di Tarempa, Kamis (14/5/2015) pagi.

Namun, selain mengalami pembengkakan pada bagian perut, Sakyah juga mengalami penyakit jantung yang menyebabkannya mengalami sesak nafas. Syakyah harus dirujuk kembali ke Rumah Sakit yang berada di Tanjungpinang.

"Karena kondisinya sesak nafas, maka dia (Sakyah, Red) harus pakai oksigen," katanya.

Erwin menambahkan, sembari menunggu rujukan ke Tanjungpinang, Sakyah pun mendapat perawatan. Namun perawatan itu justru hanya sesaat karena persediaan oksigen yang digunakan mertuanya sudah hampir habis. Ironisnya, stok tabung oksigen yang ada di RSB Jemaja tersebut hanya ada satu buah.

"Itulah yang saya kesalkan, kenapa nggak dari awal ngomongnya kalau stok oksigen di rumah sakit itu tinggal sedikit. Ada satu tabung lagi, tapi sudah dipakai sama pasien lain," katanya.

Kondisi ini pun diperparah lagi saat ia mengetahui mertuanya meninggal pada Selasa (12/5/2015) pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Ia mengharap mendapat penjelasan dari rumah sakit maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas tentang peristiwa yang dialaminya dan minimnya peralatan di rumah sakit tersebut.

"Jangan sampai hal ini kena juga kepada warga lainnya yang berobat di rumah sakit itu," ujarnya lagi. (*)

Editor: Roelan