Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPRD Kepri Minta Pemerintah Hibahkan Kapal Sitaan Negara ke Koperasi Nelayan
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 14-05-2015 | 11:20 WIB
jumaga-kri-sutedi.jpg Honda-Batam
Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak bersama rombongan berfoto bersama di depan KRI Sutedi Senoputra. (Foto: Humas DPRD Kepri)

BATAMTODAY.COM, Natuna - Ketua DPRD Kepri Jumaga mengusulkan sejumlah kapal pencuri ikan hasil tangkapan TNI-AL dan PSDKP yang telah divonis dan disita untuk negara hendaknya dapat dihibahkan pemerintah pada koperasi nelayan lokal.

Hal itu dikatakan Jumaga Nadeak SH didampingi Ketua Komisi II Ing Iskandarsyah dan Ketua Fraksi PDI-P Tawarich yang melakukan peninjauan kapal-kapal nelayan asing asal Thailand yang berhasil diamankan oleh anggota TNI-AL di Selat Lampa, Selasa (12/5/2015).  

Kunjungan ini dilakukan di sela menghadiri rangkaian kegiatan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) ke-6 tingkat Provinsi Kepulauan Riau di Kabupaten Natuna

Di antara barisan kapal-kapal tangkapan milik nelayan asing tersebut, tampak pula empat unit kapal perang milik TNI AL yang selama ini bertugas mengamankan wilayah laut Natuna dan berhasil menangkapi kapal-kapal nelayan asing. Kapal perang milik TNI AL tersebut adalah Kapal Perang Cepat (KPC) Clurit, KRI Silas Papare, KTI Sutedi Senoputra dan KRI Pattimura.

Dalam kunjungannya ini para anggota Dewan didampingi langsung oleh Komandan Lantamal (Danlantamal) IV Tanjungpinang  Laksamana TNI AL Sulistyanto, Kasrem Kolonel Sudarmadi dan Dirbimas Polda Kepri Kombes Sumirat.

Menurut Jumaga, kunjungannya ke Selat Lampa ini adalah sebagai bentuk apresiasi untuk para petugas TNI AL yang selama ini sudah bertungkus-lumus mengamankan wilayah laut Natuna dari para pencuri ikan yang datang negara tetangga, disamping juga sebagai bentuk dukungan moril kepada petugas di lapangan. 

Dari hasil pemantauan d lapangan, sedikitnya terdapat 18 unit kapal nelayan Thailand yang diamankan oleh TNI Angkatan Laut. Adapun modus operandi nelayan asing ini dengan cara menggunakan nama kapal Indonesia, namun seluruh krunya berasal dari Thailand. Beberapa unit kapal diantaranya telah ditenggelamkan.

"Indonesia ini kan Negara Maritim. Kepulauan Riau sendiri luas lautnya mencapai 96 persen, dan laut itu adalah sumber ekonomi yang sangat potensial dan besar untuk kita kembangkan. Oleh sebab itu, kita berikan apresiasi sebesar-besarnya kepada teman-teman di Angkatan Laut yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik selama ini dengan melakukan penangkapan dan menenggelamkan beberapa kapal nelayan asing yang mencuri ikan di laut Natuna. Hal hal ini perlu kita dukung terus dengan cara apapun juga yang sekiranya bisa kita lakukan bersama pemerintah daerah," ujar Jumaga.    

Lebih jauh, Jumaga juga mengusulkan agar kapal-kapal nelayan asing yang berhasil diamankan oleh TNI AL tersebut tidak serta-merta ditenggelamkan begitu saja. Namun dia mewacanakan, alangkah baiknya jika kapal hasil tangkapan tersebut, terutama yang speknya memadai bisa diserahkan kepada koperasi nelayan setempat. Dengan demikian maka akan bisa menambah meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"Saya punya wacana demikian. Sayang kalau kapal-kapal itu ditenggelamkan. Maka saya berfikir alangkah baiknya jika kapal tangkapan yang masih bagus diserahkan saja kepada koperasi nelayan setempat. sehingga mereka bisa meningkatkan produksi tangkapannya. Namun, menyangkut hal ini mesti kita pelajari dulu mekanismenya di Kejari setempat, begitu juga bagaimana dengan aturan main di Lantamalnya. Jika ternyata hal itu memungkinkan, maka hal itu akan menjadi modal kekuatan juga bagi para nelayan kedepannya," kata Jumaga.

Sementara itu, Danlantamal IV Laksamana Pertama Sulistyanto dalam obrolannya,  meminta agar kedepannya pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, dalam hal ini bersama DPRD Kepulauan Riau lebih memperhatikan infrastruktur yang ada di wilayah perbatasan Natuna ini. "Hal ini mengingat wilayah laut di Kepri sangat luas dan berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga. Dan kita butuh infrastruktur yang kuat untuk mendukung keamanan wilayah perbatasan di Natuna ini," kata Sulistiyanto.

Menanggapi hal tersebut, Jumaga berjanji akan menyampaikan apa yang diungkapkan Danlantamal tersebut kepada Gubernur Kepulauan Riau agar kedepannya hal-hal seperti ini bisa ditinjdaklanjuti. "Bila perlu kita bangun Polsek apung untuk mengejar pencuri ikan yang berkeliaran di wilayah kita," ucap Jumaga. 

Sementara, Iskandarsyah pada kesempatan ini menambahkan, untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan setempat terutama dalam hal mempermudah mendapatkan bahan bakar minyak dia mengusulkan agar dibangun bunker minyak di laut Natuna. Sehingga para pengguna kapal laut di Natuna bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan bahan bakar minyak.

"Sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak merupakan problem juga untuk para nelayan disini tentunya. Oleh sebab itu, bila perlu kita bangun bunker minyak di sini, sehingga para nelayan disini serta kapal-kapal yang ada disini bisa dengan mudah mendapatkan bahan bakar minyak," kata Iskandarsyah

Editor: Dodo