Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Penjelasan ConocoPhillips Soal Sowan ke Kapolda Kepri dan 'PHK' 17 Karyawan Subkon
Oleh : Hadli
Kamis | 14-05-2015 | 09:55 WIB
conocophillips pembesar.jpg Honda-Batam
Joang Laksanto, Vice President Development and Relation Conocophillips Indonesi (mengenakan batik), Elan Biantoro (SKK Migas), Vice President Management representative ConocoPhillips Indonesia (baju putih), didampingi Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono, di Bandung Resto, Batubesar. (Foto: Hadli/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pihak ConocoPhillips membantah pertemuannya dengan Kapolda Kepri, Brigjen Pol Arman Depari, di Mapolda Kepri, Rabu (13/5/2015) siang kemarin, untuk meminta perlindungan terkait kisruh di Matak Base menyusul "pemecatan" 17 karyawan PT Supraco Indonesia --subkon ConocoPhillips, yang 4 diantaranya dipekerjakan kembali.

Joang Laksanto, Vice President Development and Relation Conocophillips Indonesia, mengatakan, pertemuan mereka dengan Kapolda Kepri berkaitan dengan rasa terima kasih dari ConocoPhillips atas respon Kapolda yang cepat menerjunkan ratusan personel Brimob sehingga aksi ratusan warga Matak, Terempa, saat menggelar aksi demo, 7 Mei lalu, cepat diredam.

"ConocoPhillips dan SKK Migas sudah melaporkan ke Pak Kapolda mengenai pengamaan SKK Migas, sekalian kunjungan silaturahmi dalam rangka terima kasih atas dukungan beliau. Karena ini (ConocoPhillips) adalah aset neraga. Itu tujuan pertama," katanya didampingi Elan Biantoro (SKK migas), Vice President Management representative ConocoPhillips Indonesia, beserta rombongan, di Bandung Resto, Batubesar, Rabu (13/5/2015) petang.

Mereka juga melaporkan bahwa situasi terkini di ConocoPhillips sudah aman dan kondusif. Sebagian besar warga yang bekerja di ConocoPhillips sudah kembali beraktivitas.

Dia menegaskan, terkait pemutusan kontrak kepada 17 karyawan tempatan, pihaknya telah menyeleksi dan empat orang diterima kembali serta ditempatkan di salah satu subkon yang bekerja sama dengan ConocoPhillips di Matak Base.

"Dari 17 karyawan itu, tidak semuanya yang usia produktif. Ada yang umurnya mendekati masa pensiun. Sehingga kami menawarkan program alih profesi. Atas undangan muspida setempat, sudah menerima dan menandatangani hasil rapat. Yang pada intinya menerima tawaran dari kami," jelasnya.

Ke-13 karyawan yang tetap diakhiri kontraknya, tambah dia, akan diberi bantuan melalui usaha kecil menengah (UKM) didampingi pemerintah setempat dan ConococoPhillips sebagai penyandang dana.

"Apa kebutuhannya untuk membangun usaha, akan kami realisasikan. Tapi tidak dalam bentuk uang melainkan barang. Seperti menyediakan peralatan kunci dan mesin kompresor jika ada yang berniat mendirikan usaha bengkel, warung, termasuk keramba. Akan kami dampingi," terangnya.

Ia juga menegaskan, 17 karyawan tersebut bukan di-PHK, melainkan kontrak kerja dengan subkon yang bekerja sama dengan ConocoPhillips dievaluasi setiap tahun dengan pertimbangan banyak proyek yang ditunda.

"Kenapa 17 karyawan itu tidak diperpanjang kontaknya, karena investasi dan biaya peroduksi oleh Conoco dikurangi. Beberapa proyek ditunda. Yang namanya proyek minyak, pekerjaan-pekerjaan di lapangan, kalau kita permanenkan kan menjadi beban negara juga. Tidak hanya dari warga setempat, pekerja dari luar juga dikurangi," katanya.

Aturan tenaga kerja, katanya, tidak bisa terlalu diterapkan. Pasalnya, pekerja-pekerja tertentu tidak bisa dipermanenkan karena pekerjaan tersebut memakan waktu yang tidak lama. "Kalau dijadikan permanen, belum tentu akan kontinyu terus," jelas Elan Biantoro.

Ia juga membantah, pasca-pengurangan 17 pekerja, ConocoPhillips mengambil pekerja dari Jakarta  untuk menggantikan posisi masyarakat setempat yang diputus kontaknya. "Itu tidak benar. Memang, saat ini kita sedang melakukan pengurangan pekerja," tuturnya.

Pasca kehilangan kepercayaan masyarakat sekitar, tambahnya, saat ini ConocoPhillips sedang berupaya mengambil kembali hati masyarakat melalui program-program yang telah dicanangkan. (*)

Editor: Roelan