Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Permintaan Maaf secara Adat Dibatalkan

Soal Komentar Nuryanto di Facebook sudah Clear
Oleh : Ahmad Romadi
Rabu | 13-05-2015 | 17:08 WIB
nuryanto_konpres.jpg Honda-Batam
Nuryanto saat menggelar kompres di gedung DPRD Batam usai bertemu dengan tokoh LAM didampingi Wakil Ketua II, Iman Sutiawan, dan anggota Komisi I, Hamidi. (Foto: Ahmad Romadi/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Permasalahan tentang komentar di Facebook yang dilakukan oleh akun Cah Kudus atau akun milik Ketua DPRD Batam, Nuryanto, yang membuat tersinggungnya warga tempatan sehingga melakukan unjuk rasa, selesai sudah. Nuryanto juga batal meminta maaf secara adat.

Setelah melakukan pertemuan tertutup dengan para tokoh Lembaga Adat Melayu (LAM) di gedung LAM, Nuryanto langsung menggelar konferensi pers di ruang rapat pimpinan, DPRD Batam, Rabu (13/5/2015) sore.

"Alhamdulilah, tadi saya sudah bertemu dengan ketua LAM dan pengurusnya untuk klarifikasi terkait komentar saya yang diasumsilkan oleh mereka bahwa saya menghina orang Melayu yang menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Nuryanto.

Nuryanto mengaku sudah menjelaskan semuanya terkait komentar di Facebook tersebut bahwa yang dimaksudkan adalah tidak ada unsur menghina warga tempatan. Menurutnya, yang ditulisnya tersebut merupakan kata kiasan sebagai motivasi untuk bersama.

Dia menambahkan, demi menjaga keamanan dan ketenteraman Kota Batam, dari hasil pertemuan di gedung LAM, para tokoh LAM sudah menerima permohonan maaf dari dirinya. Dari hasil pertemuan tersebut permasalahan dianggap sudah selesai.

Saat disinggung apakah ada pihak lain yang memprovokasi sehingga memperkeruh permasalahan tersebut, dia tak menampik. Namun Nuryanto jelaskan tidak ingin mengusut ataupun membawa hal tersebut ke proses hukum.

"Sekali lagi, demi keamanan dan ketenteraman Kota Batam. Itu yang terpenting buat saya," katanya.

Sementara itu Dewan kehormatan LAM, Machmur ismail, menyambut baik permintaan maaf dari Cak Nur (panggilan Nuryanto) secara langsung yang disampaikan di depan para tokoh LAM. Sementara mengenai permintaan maaf secara adat sebagaimana tuntutan para warga tempatan yang melakukan aksi unjuk rasa, menurutnya tidak perlu dilakukan karena penyampaian secara langsung sudah cukup.

"Kita menganggap itu tidak penting karena silatuhrami itu yang lebih penting meskipun sudah disiapkan sebenarnya," kata Machmur.

Sedangkan mengenai minta maaf di media massa, Machur juga menyebutkan tidak dimasukkan dalam pembahasan dalam pertemuan di ruang bilik musyawarah tersebut. Namun dengan pertemuan tersebut semua masalah sudah dianggap selesai.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh kordinator gerakan tuan rumah, M Nur, yang mengatakan bahwa semunya sudah diserahkan kepada para tokoh Melayu di LAM. "Pada intinya, kita dari 20 organisasi LSM sudah memberi pesan kepada yang lain agar berhati-hati dalam bicara," kata M Nur.

Mengani tuntutan yang disampaikan pada aksi unjuk rasa sendiri, ia katakan sudah selasai karena menurutnya para tokoh Melayu sudah menerima minta maaf dari Cak Nur sendiri tanpa melalui adat ataupun di media massa selama tujuh hari.

Sebagaimana diberitakan, komentar dalam media sosial facebook ketua DPRD Batam, Nuryanto, berbuntut panjang. Ratusan warga tempatan yang mengatasnamakan Gerakan Tuan rumah, menuntut Ketua DPRD Batam itu untuk mengklarifikasi coletahannya tersebut di media sosial Facebook. (Baca: Warga Tempatan Desak Nuryanto Minta Maaf Secara Adat).

Para pengunjuk rasa yang terdiri dari gabungan beberapa LSM Melayu dari Gerakan Rakyat Kepulauan Riau (Gerak Keris), Persatuan Pemuda Tempatan (Perpat), Gerakan Mahasiswa Melayu (GMM) merasa tersinggung dengan statemen Nuryanto.

"Kami mendesak Nuryanto meminta maaf secara adat, melalui Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam dan media massa selama 7 hari berturut-turut," orasi salah satu pengunjuk rasa, Rabu siang.

Jika tuntutan ini tidak dipenuhi maka akan ditempuh jalur hukum, sekaligus memobilisir segenap masyarakat tuan rumah mengadakan aksi unjuk rasa lebih massif dan terus menerus, sampai Nuryanto keluar dari bumi Melayu Kepulauan Riau apapun taruhannya.

Nuryanto telah menyatakan bersedia memenuhi tuntutan warga tempatan untuk meminta maaf secara adat, terkait komentarnya di media sosial. Nuryanto yang turun langsung menemui ratusan warga tempatan itu, secara terbuka menyampaikan permintaan maafnya. (Baca: Nuryanto Akhirnya Bersedia Minta Maaf Secara Adat).

"Saya minta maaf, maksud tuan rumah bukan untuk saudaraku Melayu tapi konteksnya adalah Batam yaitu kita semua," kata Nuryanto saat menemui para pendemo. (*)

Editor: Roelan