Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rasio Kredit Properti Masih Rendah
Oleh : Sumantri/Widodo
Jum'at | 08-07-2011 | 12:04 WIB

BATAM, batamtoday - Perbankan Indonesia mengejar kredit konsumsi, khususnya kredit pemilikan rumah. Bank berlomba-lomba menggaet nasabah dengan meluncurkan berbagai program dan iming-iming kemudahan, diantaranya suku bunga khusus selama transaksi pada kurun waktu tertentu.

Menanggapi hal itu, pimpinan Bank Indonesia Batam, Elang Tripraptomo mengatakan, belum ada kekhawatiran adanya gelembung (buble) dalam properti. Pasalnya, saat ini rasio kredit properti terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah, sekitar 4 persen.

"Ini masih lebih baik jika diandingkan dengan pada saat krisis pada tahun 1997-1998, rasio kredit properti terhadap PDB mencapai 10 persen," ungkap Elang, kepada batamtoday, di sela-sela acara pisah sambut pimpinan BTN Batam, Kamis malam, 7 Juli 2011, di Planet Holiday Hotel, Batam.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011, menyebutkan PDB sebesar Rp7,019 triliun. Ban Indonesia mencatat kredit properti hingga April 2011 mencapai Rp1,843 triliun.

Berdasarkan kajian ekonomi makro BI, kredit konsumsi yang tumbuh 19 persen dibandingkan dengan April 2010 masih dalam batas wajar. Selain itu, proporsi kredit konsumsi terhadap total kredit tidak banyak bergeser.

"Komponen kredit perumahan memang naik cukup pesat karena pendapatan masyarakat membaik, terutama kelompok menengah," ungkap Elang, menambahkan.

Proporsi kredit properti dibandingkan total kredit perbankan sekitar 8-9 persen. Elang memperkirakan, kredit properti masih akan terus tumbuh.

Bank Indonesia juga memiliki catatan data yang dibukukan oleh CIMB Niaga terutama untuk unit usaha syariahnya, yang menunjukkan pencapaian untuk pembiayaan Rp2,4 triliun hingga Juni 2011, dan sekitar Rp381 miliar berupa pembiayaan rumah. CIMB memprioritaskan pembiayaan rumah untuk unit seharga Rp100-500 juta.

Selain itu, bank plat merah milik pemerintah, BNI hingga saat ini, pesanan untuk pencairan dana KPR di BNI mencapai Rp800-900 miliar setiap bulannya. ini menunjukkan betapa bisnis properti sangat signifikan mengkontribusi pertumbuhan perbankan.