Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

OPEC Prediksi Harga Minyak Dunia di Bawah $100
Oleh : Redaksi
Selasa | 12-05-2015 | 13:11 WIB
crude-oil-barrels.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Wina - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memprediksi minyak tak bakal diperdagangkan $100 per barel dalam satu dasawarsa mendatang. Dalam laporan, OPEC memprediksi harga minyak akan sekitar $76 per barel pada 2025. Angka ini pun merupakan yang paling optimistis dalam keseluruhan skenario yang serba-pesimistis.

Prediksi mencerminkan kecemasan bahwa industri minyak Amerika Serikat (AS) bakal mampu bertahan di tengah-tengah pelemahan harga, serta terus menggelontorkan pasokan minyak. Estimasi turut memperhitungkan peluang minyak diperdagangkan pada level $40 per barel pada 2025.

Harga "$100 tak ada dalam segala skenario," kata seorang anggota delegasi presentasi strategi OPEC pekan silam di Wina.

OPEC terus berjuang merespons kejatuhan harga minyak akibat penguatan pasokan di AS. Salah satu sumber pasokan besar ini adalah teknik rekah hidrolik untuk mengambil minyak dari formasi batuan serpih alias shale di bawah tanah.

Normalnya, OPEC memangkas produksi kartel mereka demi memperlambat suplai sekaligus mendongkrak harga. Upaya biasa dilakukan kala pasar menghadapi turbulensi. Tetapi tahun silam, OPEC menganggap upaya itu tak bakal berhasil.

Sebaliknya, negara-negara anggota OPEC, terutama Arab Saudi, membanjiri pasar dengan lebih banyak minyak mentah. Mereka juga memangkas harga demi mempertahankan pelanggan.

Harga minyak pulih dalam beberapa bulan terakhir. Namun, pengamat pasar memperkirakan pemulihan hanya sebentar. Pada Senin, harga minyak turun di tengah-tengah penguatan dolar AS.

Investor mulai melihat indikasi akan pelemahan permintaan. Penguatan dolar membuat minyak lebih mahal bagi pembeli di luar AS. Kondisi ini berpotensi menekan permintaan global.

Harga minyak acuan AS pada Senin turun 14 sen atau 0,2 persen menjadi $59,25 per barel di New York Mercantile Exchange. Angkanya naik 36 persen sejak pertengahan Maret, tetapi turun 45 persen sejak Juni 2014. Minyak mentah jenis Brent yang menjadi acuan global turun 48 sen atau 0,7 persen menjadi $64,91 per barel di ICE Futures Europe.

Laporan OPEC turut merekomendasikan soal perundingan perubahan iklim yang diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perundingan selanjutnya akan berlangsung di Paris pada Desember. Menurut OPEC, peraturan baru lingkungan hidup mestinya tak menghambat pendapatan energi di negara-negara berkembang.

"Anggota-anggota OPEC tak ingin terdampak peraturan baru lingkungan hidup yang merugikan pendapatan mereka," papar seorang peserta presentasi.

Laporan rancangan merekomendasikan "anggota OPEC mesti secara agresif berpartisipasi dalam diskusi ini demi membatasi efek negatif yang mungkin ada, sekaligus memiliki prinsip bersama," katanya.

Di masa lalu, OPEC mengirim menteri-menteri lingkungan hidup mereka ke perundingan perubahan iklim demi mencapai konsiliasi. Kini, OPEC mempertimbangkan untuk mengirim pakar minyak pula. Mereka akan mempertahankan pandangan bahwa sektor minyak dan gas turut mengurangi angka kemiskinan dunia. (*)

Sumber: WSJ