Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sayangkan Demo dan PHK Tenaga Kerja Lokal

Sani Bakal Panggil Bupati Anambas dan Surati ConocoPhillips
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 08-05-2015 | 14:14 WIB
Gubernur-Kepri-HM-Sani.jpg Honda-Batam
Gubernur Provinsi Kepri Muhammad Sani.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Gubernur Provinsi Kepri Muhammad Sani sangat menyangkan adanya aksi demo dan pendudukan bandar udara oleh kades dan masyarakat lokal di Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) pada Kamis, (7/5/2015) kemarin.

Untuk mengetahui kronologi dan permasalahan yang terjadi di Anambas itu, Sani mengatakan akan memanggil Bupati Tengku Mukhtaruddin.

"Hal ini memang sangat kita sayangkan, dan saya sudah meminta staf saya, serta akan memanggil Bupati Anambas, untuk menginventarisir serta mengetahui kejadian sebenarnya," kata Sani kepada wartawan usai melakukan pertemuaan dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) di Gedung Daerah Tanjungpinang, Jumat (8/5/2015).

Dari inventarisasi dan laporan permasalahan yang terjadi, Sani akan mencarikan solusi dan menyurati raksasa migas ConocoPhillips, khususnya mengenai penggunaan tenaga kerja lokal setempat.

"Selain masalah UU DBH yang harusnya lebih berpihak kepada daerah, hal-hal seperti penggunaan tenaga kerja seperti ini, juga hendaknya ada pembiacaraan pemerintah pusat serta pihak perusahaan ke daerah," kata Sani.

Sebelumnya, ratusan demonstran yang terdiri dari buruh, kepala desa dan warga menduduki Matak Airport ConocoPhilips. Di depan pintu keberangkatan bandara milik perusahaan migas ini, mereka menggelar orasi,Kamis (7/5/2015).

Mereka juga terlihat mengepung sebuah pesawat carter yang dijadikan operasional ConocoPhilips, yang terparkir di bandara tersebut.

Kepala Desa Ladan Kecamatan Palmatak, Abdullah Hayan, dalam orasinya menyampaikan masyarakat Palmatak pada khususnya dan Kabupaten Kepulauan Anambas pada umumnya menolak tenaga kerja dari Jakarta yang sifat dan jenisnya bisa dikerjakan oleh warga setempat. Mereka juga menolak PHK terhadap tenaga kerja lokal Anambas.

"Kami juga minta dipulangkan terhadap pemegang otoritas perusahaan di Matak, yang kami anggap tidak bisa bekerjasama dan tidak peduli dengan daerah dan masyarakat setempat. Dalam hal ini Boni S, Eman S, Herman, dan Devita Zuis," kata koordinator aksi, Pardan.

Editor: Dodo