Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dibanding Negara Lain, Kualitas Pendidikan Indonesia Masih Tertinggal Jauh
Oleh : Redaksi
Rabu | 06-05-2015 | 10:28 WIB
surabaya_kota_literasi.jpg Honda-Batam
Acara refleksi satu tahun Kota Surabaya Kota Literasi di Kampus Unesa.

BATAMTODAY.COM - Kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain. Indikatornya, Hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Program for International Student Assessment atau PISA) yang setiap 3 tahun selalu menempatkan Indonesia dalam peringkat 3 besar dari bawah. 

"Perlu diketahui bahwa salah satu yangdinilai dalam penelitian tersebut adalah kecakapan membaca," ujar Satria Dharma, Penggagas Gerakan Literasi Sekolah ketika menjadi narasumber Refleksi 1 Tahun Surabaya Kota Literasi di pelataran Gedung Serba Guna Kampus Unesa Surabaya, belum lama ini.

Dia menyebutkan, kondisi yang memprihatinkan itu tidak akan pernah berubah selama membaca hanya diposisikan sebagai anjuran di sekolah-sekolah,tidak lagi ditempatkan sebagai kewajiban.

Sementara Pendiri Jaringan Literasi Indonesia, Much Khoiri menekankan kepada generasi muda untuk menghasilkan karya berupa tulisan. "Karena tulisan itulah sebagai bukti adanya kecakapan membaca," katanya.

Untuk menumbuhkan semangat berliterasi, jelas Much Khoiri, diperlukan juga political will pemerintah. Namun, masyarakat tentu tidak bisa hanya menunggu. Para pegiat literasi
khususnya di Surabaya dituntut untuk terus bergerak secara aktif memengaruhi banyak orang, terutama pelajar dan mahasiswa.

"Tujuannya agar mereka memiliki kesadaran betapa pentingnya literasi dalam pembangunan peradaban. Dengan adanya langkah-langkah konkrit itu, Surabaya sebagai Kota Literasi bukan sekadar semboyan belaka," ujarnya.

Surabaya Kota Literasi telah dicanangkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di Balai Kota Surabaya pada 2 Mei 2014. Pencanangan itu mengindikasikan bahwa kota tersebut siap untuk menjadi lebih maju dalam iklim kompetisi dengan kota-kota di negara lain. 

"Konsekuensinya, semua pegiat literasi, termasuk kalangan pustakawan dan para pemegang kebijakan di dunia pendidikan, khususnya di Surabaya, harus berjuang keras untuk terus memacu semangat berliterasi warga Surabaya," ujar Yudha Prima, Koordinator FAM Cabang Surabaya.

Editor: Dodo