Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perubahan Iklim akan Memusnahkan Satu dari Enam Spesies di Bumi
Oleh : Redaksi
Selasa | 05-05-2015 | 10:47 WIB

BATAMTODAY.COM - Sebuah analisis yang dipublikasikan di jurnal Science pada Jumat (1/5/2015) menyatakan bila pemanasan global akibat pelepasan gas rumah kaca tetap dalam kecepatan saat ini, maka dalam skenario terburuk satu dari enam spesies hewan dan tumbuhan akan punah dari muka bumi.

Sejak tahun 2004 para ilmuwan telah mulai memperingatkan bahwa perubahan iklim akan mendorong kepunahan besar yang akan terjadi. Kombinasi antara perubahan iklim, polusi iklim, lepasnya gas rumah kaca akan mengubah habitat ideal tempat hidup berbagai spesies. Jumlah spesies yang terancam bisa naik secara substansial dengan percepatan kenaikan temperatur yang terjadi.

Spesies yang tidak terancam punah secara langsung pun, akan mengalami perubahan substansial dalam jumlah kelimpahan, distribusi dan interaksinya. Hilang atu menurunnya jumlah spesies tertentu akan merugikan jika itu mencakup spesies yang penting untuk ketahanan pangan, ekonomi, kesehatan atau karena alasan sosial-budaya tertenu.

"Mungkin yang paling mengejutkan adalah kepunahan tidak hanya meningkat linear sesuai laju kenaikan suhu, tapi akan semakin dipercepat, kurva akan melengkung ke atas sejalan dengan laju pemanasan global," jelas Mark Urban dari University of Connecticut, seorang pakar ekologi dan pemimpin riset ini.

Dalam sebuah meta analisis yang Urban dan timnya lakukan, studi menunjukkan bahwa 7,9 persen dari spesies diprediksi akan punah karena peningkatan suhu.  Angka itu akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan pemanasan; kenaikan suhu 2 derajat Celcius (35 derajat Fahrenheit ) menghapuskan 5,2 persen dari total spesies, dan 4,3 derajat Celcius  (40 derajat Fahrenheit) akan memusnahkan 16 persen dari seluruh spesies.

"Perubahan iklim adalah ibarat puncak gunung es, sedangkan resiko kepunahan merupakan hal paling ekstrim dari resiko perubahan iklim. Dalam sebuah rantai ketergantungan antar spesies dalam ekosistem, kepunahan akan berefek jauh, termasuk merugikan spesies lain dan kepentingan manusia," imbuh Urban.

Risiko terbesar bagi kepunahan spesies, terutama akan berada di daerah yang kaya keanekargaman hayati seperti di area tropis, tempat dimana sejumlah besar spesies telah beradaptasi dan berkembang dalam mosaik rumit relung-relung habitat kecil yang rumit. Kawasan seperti Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru di wilayah Pasifik merupakan area yang amat terancam kepunahan akibat laju perubahan iklim ini.

Seperti yang selama ini dikuatirkan oleh berbagai ilmuwan, perubahan iklim akan memicu apa yang disebut dengan laju kepunahan besar keenam, dimana lima sebelumnya telah terjadi dalam empat miliar tahun usia bumi.

"Sekarang keputusan masa depan ada di tangan kita," jelas Urban, "Masyarakat dunia yang bisa memutuskan di mana dan pada bentuk kurva seperti apa masa depan bumi akan ditentukan."

Lee Hannah, peneliti dari Conservation International menyebutkan bahwa fenomena pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi harus membuka kembali pemikiran tentang strategi konservasi global. Lebih spesifik upaya untuk melindungi wilayah-wilayah taman nasional, cagar alam dan kawasan lindung lainnya bagi spesies yang terancam kepunahan akibat perubahan iklim.

"Secara khusus di wilayah tropis yang sangat kaya spesies, dimana beberapa spesies amat sensitif terhadap perubahan ini," ungkap Hannah.

Sumber: Mongabay.co.id