Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perairan Anambas Pun Jadi Incaran Nelayan Luar Daerah
Oleh : Nursali
Senin | 27-04-2015 | 08:15 WIB
Kapal_Nelayan_Lokal_Asal_Tanjungbalai_Asahan,_Sumatera_Utara_Saat_lego_jangakar_di_Pulau_Durai_Kecamatan_Palmatak.JPG Honda-Batam
Kapal nelayan asal Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara, saat lego jangkar di Pulau Durai, Kecamatan Palmatak. (Foto: Nursali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Potensi perikanan di perairan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih demikian besar. Tak jarang laut di sekitar Anambas jadi incaran nelayan-nelayan luar daerah. Malah, bobot kapal-kapal dari luar Anambas ini jauh lebih besar daripada yang digunakan nelayan lokal.

Seperti sebuah kapal nelayan lokal yang tengah bersandar tak jauh dari Pulau Durai, Kecamatan Palmatak. Sepintas, bentuk kapal yang diketahui dari Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara, ini mirip dengan kapal-kapal yang digunakan oleh nelayan asing saat menguras ikan di perairan Anambas.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Anambas, Yunizar, tak membantah kapal-kapal nelayan dari luar daerah yang mencari ikan di perairan Anambas. Dikatakan, kapal tersebut berasal dari beberapa daerah yang tengah menangkap ikan di perairan di Indonesia dalam kurun waktu satu sampai dua bulan lamanya.

"Banyak juga kapal seperti ini. Kadang dari Sumatera, ada juga yang dari Jawa," katanya kepada BATAMTODAY.COM di Pulau Durai Kecamatan Palmatak, Minggu (26/4/2015) siang.

Yunizar menambahkan, beberapa pulau sekitar memang menjadi pilihan bagi nelayan luar daerah untuk berlindung dari badai dan cuaca yang sedang tak bersahabat. Bahkan di beberapa tempat kebanyakan dari nelayan luar daerah tersebut mengisi ulang bekal ulang untuk mensuplai kebutuhan pangannya selama berada di tengah laut.

Ia mengaku telah mengimbau nelayan luar daerah yang menggunakan alat tangkap berupa jaring agar menangkap ikan dalam jarak lebih dari 12 mil dari pulau sekitar. Menurutnya, jarak tersebut adalah jarak yang masih ditolerir mengingat nelayan Anambas masih menggunakan alat tangkap yang sangat tradisional.

"Tadi saya suruh staf saya untuk kontak mereka (nelayan TanjungBalai Asahan, red). Ternyata mereka hanya istirahat saja di sini. ABK-nya ada 30 orang di kapal itu," katanya. (*)

Editor: Roelan