Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Keistimewaan Pulau Penyengat yang Diajukan Pemprov Kepri Masuk Warisan Dunia
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 20-04-2015 | 16:45 WIB
Masjid_Penyengat.jpg Honda-Batam
Masjid Penyengat, salah satu situs bersejarah di Pulau Penyengat yang akan diajukan sebagai warisan dunia.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Provinsi Kepri membentuk tim, yang diketuai Abdul Malik MPD, untuk mengkaji dan melengkapi data serta fakta sejarah keisitimewaan Pulau Penyengat, yang akan diusulkan sebagai warisan dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Arifin Nasir mengatakan setelah terbentuknya Tim, akan mengumpulkan data dan fakta serta merumuskan pelaksanaan konsep pengajuan. Dengan terbentuknya tim ini, akan segera ditetapkan Gubernur melalui SK penetapan. 

"Dari pembentukan tim ini, nantinya akan di-SK-kan Gubernur, yang selanjutnya dilantik, agar dapat bekerja mengumpulkan fakta dan data konsep pengusutan Pulau _enyengat sebagai warisan dunia," ujar Arifin Nasir, Senin (20/4/2015).

Sementara, ketua tim pengusulan Penyengat sebagai warisan dunia, Abdul Malik mengatakan, pihaknya akan memilih tiga keistimewaan Penyengat yang sangat menonjol, seperti, Penyengat sebagai pulau mahar Sultan Mahmud Riyatsyah III kepada isterinya Engku Hamidah. 

"Hal ini sangat langka dan jarang terjadi di dunia, dan pemberian mahar atau mas kawin Pulau Penyengat terhadap Engku Hamidah ini, juga memiliki makna serta tujuan dalam mempersatukan Kerajaan Riau Lingga dalam kekuatan politik serta melawan penjajahan pada masa silam," kata Abdul Malik.

"Hal yang menonjol dan keistimewaan Pulau Penyengat kedua adalah pulau kecil dengan luas 5,000 meter persegi, menjadi pengendali dan pusat pemerintahan pada era Riau Lingga," tambahnya.

Selain itu, Pulau Penyengat dipandang sebagai pusat tradisi pengembangan intelektual pada zamannya, khususnya, dalam pendidikan sejarah, budaya dan syiar Islam serta menjadi asal-muasal Bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu Indonesia dan bahasa persatuan sejumlah negara di Asia.

"Hal ini dibuktikan, dengan sejumlah karya sastra yang dimulai dari Raja Ali Haji Fisabilillah sampai Aisyah Sulaiman dan karya sastra serta tradisi intelektual lainnya, yang juga langka dan tidak ditemukan pada pulau dan daerah lain," ujar Abdul Malik lagi.

Di sektor‎ peninggalan bersejarah, berupa situs dan fakta lainnya, Penyengat juga memiliki keistimewaan kendati memang masih muda. Dan dari semua keistimewaan yang menonjol ini nantinya akan tetap dikonsultasikan pada Dinas Kebudayaan serta Kementerian Kebudayaan, bahkan ke Unesco, khususnya mengenai sisi mana yang menjadi konsep yang akan ditonjolkan Pulau Penyengat sebagai warisan dunia. 

‎"Melalui tim ini, kita punya harapan, baik ditingkat daerah dan tingkat Nasional, Pulau Penyengat memiliki keunggulan dan keistimewaan dari daerah-daerah lain di Indonesia," kata dia.

Selain itu, kata Abdul Malik, guna meloloskan Pulau Penyengat ini sebagai warisan dunia, dukungan, peran serta dan bantuan masyarakat, khususnya masyarakat Penyengat, dalam memberikan informasi serta menjaga situs sejarah di pulau tersebut. 

Editor: Dodo